Angkat Tangan

Angkat tangan, kata ini sering sekali kita dengar dan pergunakan dalam keseharian kita. Dari hal yang sederhana dalam arti nyata atau dalam makna kiasan. Jika dalam arti nyata, misalnya kita katakana kepada anak-anak ketika kita sedang memakaikan baju. “Ayo, angkat tangannya”. Tentu maksudnya secara harafiah anak harus menaikkan tangannya agar dapat mengenakan pakaian dengan mudah. Namun, tak jarang kita menggunakan istilah angkat tangan untuk makna kiasan.

Dalam makna kiasan angkat tangan berarti kita menyerah atau tak sanggup lagi untuk menyelesaikan. Jika seorang dokter tak lagi sanggup menangani penyakit pasien, maka ia juga akan mengatakan “Saya angkat tangan”. Begitu pula ketika seorang polisi akan menagkap penjahat dan menginginkan orang tersebut menyerah maka polisi pun akan mengatakan, “angkat tangan!” Bahkan, ketika kita tidak sanggup menyelesaikan suatu pekerjaan atau permasalahan kita juga dengan ringan akan mengatkan, “Angkat tangan deh, gua dah gak sanggup”

Mendengar kata angkat tangan, bagi orang visual pasti langsung merekam video tangan yang diangkat ke atas. Tangan terangkat ke atas secara kasat mata memang bisa juga menggambarkan rasa penat atau lelah hingga orang pun akan mengangkat tangan ke atas. Ketika mengangkat tangan, seluruh jari-jari kita pun meregang dan rasa penat biasanya juga sedikit berkurang.

Namun secara filosofi ternyata tangan ke atas tidak selalu bermakna menyerah karena tidak sanggup. Makna menyerah pada yang di atas sana sebagai bentuk penyerahan diri kepada sang pencipta kehidupan. Dalam setiap langkah hidup kita pasti akan menjumpai berbagai persoalan hidup atau pergumulan. Terkadang kita juga merasa mengangkat tangan karena tidak mampu mengatasi pergumulan hidup kita. Akan tetapi sejatinya ketika kita mengatakan angkat tangan dengan persoalan tadi, di bawah sadar kita telah mengembalikan dan menyerahkan beban kepada yang di atas, yaitu: Sang Pemilik kehidupan.
Dengan kata lain ketika kita katakan angkat tangan ternyata kita justru sedang mencari jawaban dari yang transenden yang berada di atas kita.

Angkat tangan memang menjadi bukti penyerahan dalam arti yang sebenarnya. Kita tidak membiarkan satiap pergumulan hidup tetap menjadi beban, karena dengan kita mengankat tangan dan menyerah berarti kita telah melimpahkan beban tadi ke tangan Tuhan. Dengan menyerahkan pergumulan hidup kepada Tuhan tentu kita memiliki harapan akan menemukan jalan keluar. Jadi, mengangkat tangan di sini bisa berarti penyerahan karena ketidaksanggupan, tetapi bisa juga penyerahan karena kita percaya ada yang lebih transenden dari pada yang imanen di hadapan kita.

Salam-03062014

ilustrasi gambar : rini-shanty.blogspot.com

Related posts