Pelecehan Pada Anak

child
foto: www.littlelightproject.org

Hari ini baru saja membaca berita tentang pelecehan seksual yang dilakukan pada anak usia dibawah umur. Dibawah umurnya nggak tanggung – tanggung, lima tahun! Beritanya memang hanya sekilas info namun sedikit banyak menggugah perasaan tentang betapa bejadnya moral dunia akhir – akhir ini. Berita – berita seperti ini bolak – balik menghias layar media seolah dijadikan santapan sehari – hari. Mengejutkan lagi karena hal ini kerapkali terjadi di depan mata semua orang dewasa yang dikenalnya, yang seharusnya menjaga si kecil. Sebagian orang merasa telah membayar mahal untuk keamanan dan kenyaman hidup, lalu faktor manusia lain diabaikan. Seolah semua manusia sama adatnya. Benarkah?

Banyak orang yang dibibir mengucap kata – kata manis dan bijak tapi perilakunya jauh berbeda. Lebih hebat lagi dibibir berkata manis, perilaku dibuat seolah manis dengan tujuan untuk menjerat simpati atau percaya dari khalayak umum. Banyak orang yang berlaku demikian. Mengenai siapa orangnya, mohon kembali berkaca pada diri. Introspeksi. Apakah kita berlaku demikian? Semoga tidak! Faktor spiritual keagamaan dan kecintaan pada alam akan sangat berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia. Mereka yang menyadari dari debu akan kembali menjadi debu, sedari jauh – jauh hari akan terus belajar hanya meneduhkan diri pada perlindunganNya.

Manusia jaman sekarang macam – macam harganya. Mungkin Anda dan juga saya, kadang tergiur untuk melabelkan harga pada diri sendiri. Seandainya jika,… Lalu muncul profesi yang macam – macam. Lelaki simpanan, istri kontrak, ajudan khusus, tangan kanan, bahkan pesuruh atau apapun itu. Semua yang bisa ‘dihargai’ akan mendapatkan harganya masing – masing. Sebagian manusia lain tidak berharga dan tidak bersedia dihargai. Yang tidak berharga karena mengabaikan hidup sendiri, tidak punya tujuan, tidak sehat secara mental spiritual. Sementara sisanya yang tidak bersedia dihargai terpaksa berjuang terseok – seok agar tak tergiur melabelkan diri atau justru menggratiskan diri, asalkan terus dapat menikmati hidup enak.

Bagi saya, anak – anak dan pendidikan adalah dua hal yang sangat penting bagi masa depan. Semua orang dewasa cepat atau lambat akan tiada. Sementara anak – anak akan meneruskan perputaran roda kehidupan hingga masa – masa berikutnya. Pertanyaannya hingga kapan? Suatu saat akankah kiamat tiba? Jika anak – anak tidak dibekali dengan moral yang baik dan justru dilecehkan kemana arahnya kehidupan? Manusia – manusia jenis apa yang sekarang ini tengah hidup diantara Anda dan saya? Pendidikan juga adalah hal yang penting. Semakin terdidik seseorang maka akan semakin tergilas sifat barbarian yang ada dalam dirinya. Sifat yang terkait dengan jaman purba ketika berucap kasar, kekerasan frontal dan kejahatan menjadi satu – satunya ciri perilaku manusia yang mampu menegaskan diri. Pendidikan akan mampu memperhalus tabiat manusia dan mengarahkan masa depan menjadi lebih baik. Yang membedakan negara maju dan negara berkembang hanyalah selapis kata yang bertajuk ‘pendidikan’ itu.

Hari ini adalah hari yang berduka dan menakutkan bagi saya, mendengar tragedi anak kecil yang mengalami kejahatan demikian. Tak jelas, gejolak perilaku sosial apa yang sebenarnya tengah terjadi, hingga anak – anak sering menjadi korban dari orang – orang dewasa yang egois, brutal dan amoral. Saat orang – tua memutuskan untuk berpisah, usia saya sekitar sepuluh tahun. Satu hal yang sangat saya sesali, pada usia itu kesadaran saya dangkal tentang hal mengayomi. Saya sendiri merasa ‘kosong’ tanpa kehadiran ayah dan ibu sepenuhnya. Saya tidak sadar, bahwa seharusnya saya mengasuh adik satu – satunya. Hingga kini perbedaan sifat antara saya dan adik sangatlah mengerucut. Berasal dari orang – tua yang sama tapi dengan pola laku individu yang sangat berbeda. Masa kanak – kanak ketika cacad atau bahkan terhapus hilang, akan selalu memunculkan pribadi yang retak di masa kedewasaan. Saya? Sejauh ini selamat dengan menggunakan segala macam bahan perekat. Bahan perekat utama itu hanyalah ketulusan, kejujuran dan kasih sayang. Sebanyak apapun orang jahat yang pernah saya jumpai, dengan seleksi alam hanya orang – orang baiklah yang pada akhirnya menjadi harta saya di kehidupan ini. Anda punya anak? Be careful…

Related posts