Ahok Belajar dari Daniel

Gonjang-ganjing perseteruan antara Ahok dan PKL Tanah Abang belum selesai. Hal ini disinyalir terjadi karena ada beberapa pihah yang ikut “bermain”. Keseriusan dan ketegasan Ahok semata-mata untuk menegakkan kebenaran. Tentu ini merupakan salah satu bentuk usaha pasangan Jokowi-Ahok menciptakan Jakarta Baru.
Jakarta Baru tersebut adalah kota yang bersih, nyaman, dan aman. Untuk mewujudkannya tentu mereka harus melakukan beberapa perubahan yang tentu akan berdampak bagi banyak orang. Memang dalam sebuah perubahan akan ada pihak yang merasa tidak enak tetapi tentunya nantinya dampak yang lebih baik akan bisa dirasakan semua pihak asalkan masing-masing mau rendah hati dan berlapang dada mendukungnya. Namun, keseriusan Ahok ini justru mendapat banyak tantangan, tentu hal ini berhubungan dengan sikapnya yang tidak mau kompromi dengan segala bentuk kesalahan atau pelanggaran yang secara umum merugikan masyarakat.
Sikap Ahok ini cukup berdasar karena tindakannya mengusir PKL dari jalanan bukan tanpa alasan. Ahok di sini bertindak bukan atas nama pribadi tetapi bertindak atas nama Pemda DKI. Dalam penggusuran PKL ini pun Pemda DKI telah memberikan solusi dengan menyediakan Blok G Pasar Tanah Abang. Memang benar para PKL ini telah bertahun-tahun bebas berdagang tanpa pernah terusik. Namun para pedagang sendiri pun tak pernah menyadari bahwa jalanan tadi adalah milik bersama. Ketika mereka merasa nyaman berjualan ia tidak sadar ada pihak yang terganggu kenyamanannya karena kondisi jalan yang menyempit hingga menimbulkan kemacetan.
Keadaan ini yang sekarang dilihat oleh Ahok, tanpa bermaksud membandingkan dengan penguasa sebelumnya.Tindakan ini pula yang telah menimbulkan kecemburuan dari berbagai pihak. Cemburu dan iri hati memang merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia. Ketika rasa tersebut muncul terhadap orang yang dianggap rival, maka segala fitnah dan tindakan pembunuhan karakter lainnya akan dilakukan.

Baca juga :  Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Peristiwa ini mengingatkan saya akan tokoh Daniel. Daniel ialah seorang tokoh yang digambarkan selalu taat kepada Tuhan. Tidak ada waktu yang dilewatkan oleh Daniel untuk berdoa. Kebiasaan Daniel ini ternyata sangat berdampak pada dirinya. Jadilah ia orang yang cerdas, pintar dan disiplin. Kecerdasan dan kedisiplinannya ini telah membawanya menjadi seorang yang sukses dalam pekerjaanya di kerajaan. Bahkan diceritakan dalam empat kali pergantian pemimpin Daniel tetap berada pada posisi jabatannya.
Melihat kesuksesan Daniel ini juga menimbulkan rasa iri dan dengki dari para pegawai kerajaan yang lainnya, Berbagai usaha untuk mencelakakan Daniel pun dilakukan. Para pegawai raja yang lain berusaha menghasut raja dan melakukan fitnah agar Daniel mendapat hukuman. Namun, Daniel tidak bergeming menghadapi fitnah dan tuduhan karena memang dia selalu melakukan yang terbaik dan benar selain selalu dekat dengan Tuhan. Bahkan hanya kepada Tuhanlah Daniel membawa segala persoalannya agar dapat diselesaikan. Alhasil Daniel pun bisa lolos dari segala dakwaan dan hukuman.
Berkaca dari kisah ini sepertinya masalah yang sama juga dihadapi oleh Ahok. Pada dasarnya sebagai seorang pemimpin Ahok hanya akan melakukan yang terbaik bagi rakyat. Namun, kecurigaan dan fitnah pun dilontarkan padanya agar dia berubah pikiran. Ahok memang memiliki hati seperti Daniel yang selalu teguh pada kebenaran dan tidak takut akan ancaman dari pihak mana pun. Tetaplah berjuang Pak Ahok dan semakin dekat dengan Tuhan! Setiap persoalan demi kebenaran pasti akan ada jalan keluar yang terbaik. Salam Ketikketiker-AST

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *