Antri? Emangnya Gue Pikirin?

antri

Enak-enaknya lagi antri sesuatu kemudian diserobot orang lain? Wuaaah… Itu adalah hal yang sangat menjengkelkan buat saya. Apalagi bila yang menyerobot adalah emak-emak atau bapak-bapak yang membawa anak. Lha bagaimana dia bisa mendidik anaknya untuk menghormati hak orang lain kalau dia sendiri main serobot seenak udelnya sendiri? Sudah kita tegur baik-baik, eeeh… kadang-kadang malah galakan dia daripada kita.

Menyerobot antrian masih bisa saya toleransi kalau dia minta ijin dulu baik-baik. Kalau belanjaannya cuma 1 atau 2 item sementara belanjaan saya cukup banyak, ya mengapa tidak? Tapi kalau kita sudah lama antri, tahu-tahu ada yang menyerobot tanpa permisi dengan segambreng belanjaan? Wooo… bisa-bisa clurit yang keluar dari saku saya, hehehe…

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari budaya mengantri. Yang pertama, pastilah belajar untuk sabar. Tak selalu mudah untuk mendapatkan sesuatu. Dan antri mengajari kita untuk mendapat sesuatu secara halal dengan sabar karena benda yang kita ambil harus susah-susah kita bayar dulu.

Baca juga :  Baca: Tiada Membenci di Antara Kita

Yang kedua, belajar jujur. Kalau kita antri belakangan, ya harus jujur mengambil tempat sesuai urutan. Nggak bagus juga kan kalau kita sampai harus mengakali orang lain hanya demi mendapat antrian lebih di depan?

Yang ketiga, belajar menghargai orang lain. Dengan tertib mengantri sesuai urutan, tentunya kita menghargai orang lain yang sudah antri sebelum kita. Kalau pun terpaksa harus menyerobot, ya menyerobotlah kita dengan sopan. Minta ijin dulu pada pengantri di depan kita. Kalau dia menyetujui, ya tentunya kita sangat berterima kasih padanya. Kalau tidak diijinkan, ya harus terima nasib karena memang dia sudah antri lebih dulu.

Yang keempat, belajar menghormati hak orang lain. Orang-orang yang urutan antrinya di depan kita tentu punya hak untuk dilayani lebih dahulu. Sama seperti hal di atas (hal ketiga), bila kita ingin dilayani lebih dulu, tentunya harus minta ijin dengan baik-baik pada orang yang sedang ngantri di depan kita.

Baca juga :  Mostbet Azerbaycan Yukle Yükləmə A

Antri adalah hal sepele yang bisa saja terjadi di mana-mana. Antri dengan baik dan benar adalah cerminan diri kita sendiri. Cermin keberadaban kita sebagai manusia. Kebiasaan antri bisa dilakukan sejak usia dini. Asal orang tuanya mau menjadi contoh yang baik dan cerdas dalam bermasyarakat, membudayakan antri bukanlah hal yang sulit bagi anak-anak.

Masalahnya, maukah para orang tua menjadi model yang tepat untuk mendidik anak-anaknya menjadi pengantri yang baik? Ataukah orang tua yang seharusnya menjadi contoh itu justru berpendapat : ‘Antri? Emangnya Gue Pikirin??’ ? Yah, ke laut sajalah kalau begitu. Atau ke hutan saja.

Bagaimana?

Selamat pagi…

Salam ketik-ketik,
Lis S.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments