(CERMIN)Tautan

Ada banyak alasan bagiku untuk terus merindukanmu. Ibarat bulan yang tidak pernah merasa salah telah memilih bumi sebagai sumbu orbitnya, pun demikian perasaan ini. Kelembutan yang kerap kau hadirkan, mampu membuatku merasa bagai dalam dekapan seorang ibu. Hangat dan nyaman, rasanya.

Walau terkadang, aku kerap merasa menjelma sebagai seorang Eva Braun, yang dalam keambiguannya terombang ambing pada lambatnya waktu pertemuan.

Tak jarang rasa ingin mengakhiri segalanya bercokol tajam di membran kepala. Namun semua terlupakan ketika waktu penantian berahkir dengan mengemanya teriakanmu, memanggilku “Sayang”.

Jarak mungkin hadir sebagai dimensi lain dari hubungan ini, tetapi apakah jarak bisa di jadikan suatu alasan untukku melepaskanmu ? Ah tentu saja tidak semudah itu.

Baca juga :  Alam Kita Mulai Berubah

Setelah beberapa kali purnama kerap kita lewatkan dengan saling mengikatkan jari-jemari. Seperti keinginan para pemuja cinta yang lainnya. Kau dan aku pun berkeinginan yang sama. Bisa saling mengikat rasa terdalam ini pada suatu biduk yang tetap. Biduk yang suatu hari kelak akan menjadi tempat terahkir, paling terahkir kita terlelap. Menutup mata di malam hari dan merasa hangat dalam lembutnya dekapmu, kemudian membuka mata di pagi hari dengan kesegaran setara embun pagi.

Mungkin benar, ucapan beberapa orang bahwa di dunia ini tak ada seseorang yang sanggup mencintai belahan hatinya dengan tulus. Karena pada dasarnya, semua hal tulus itu dilakukan atas dasar rasa takut, yaitu takut kehilangan.

Baca juga :  Jembatan Gantung

Dan kitapun begitu. Atas dasar rasa takut kehilangan kau dan aku kerap menciptakan sebuah arena perlombaan. Sebuah ajang unjuk gigi siapa yang sebenarnya paling mencintai. Saling memamerkan upaya untuk menyenangkan satu dari kita.

Dengan mengesampingkan ego dan mimpi. Dan pemenang dari semua yang kita lakukan, adalah kamu. Sementara aku selalu berada di pihak yang kalah.

Kamu lebih mencintai aku, kamu lebih menyayangi aku, kamu lebih merindukan aku dan kamu lebih mengerti aku. Kembali pada alasan kenapa aku mempunyai berbagai macam alasan memilihmu. Karena kamulah yang selalu menjadi pemenang di hatiku.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *