Dari Mata Turun Ke Hati

kungfu hustle
www.blowoutcards.com (kungfu hustle)

Seorang teman membagikan pengalaman. Ia berkisah bahwa pernah pada suatu ketika ia ditegur oleh seseorang karena hadir dalam sebuah meeting dengan mengenakan baju kaos oblong dan bersandal. Padahal teman saya itu pandai dan handal dalam bidang yang digelutinya, tetapi memang bukan jenis orang yang ‘fashionista.’ Tentu saja ia sedikit tersinggung karena ditegur dalam masalah penampilan, padahal ia merasa mumpuni dalam bidangnya. Sebenarnya saya ingin mengingatkan bahwa diatas langit selalu ada lapisan langit berikutnya. Maka dari itu orang diharapkan terus memperbaiki diri. Dan ini bisa dari perihal apa saja, teguran adalah salah satu celah untuk memperbaiki diri. Jika kita mengambil makna bahwa niatnya baik dan bukan berniat menghina mengapa ditolak? Jika ada kritik membangun dan tidak menjatuhkan mengapa kita ogah?

Sebagai contoh jika ada dua orang yang melamar pekerjaan. Keduanya sama handal dan berprestasi, namun yang membedakan yang satu rapi dan santun. Lainnya acak – acakan dan kalau bicara seenak udelnya. Yang manakah yang akan terpilih? Dalam benak saya ‘seseorang yang memiliki nilai plus’ akan selalu lebih unggul dari yang lain. Nah, nilai plus ini apa? Bisa macam – macam, asal jangan yang terkesan ‘panti pijat – plus – plus’ ya! Nilai plus ini bisa dilihat dari kerapihan, gaya bicara, mimik yang menyenangkan, penampilan yang sedikit trendi. Why not? Maka ketika seseorang merasa mumpuni dalam bidangnya, tak ada salahnya ia tetap mawas diri tentang apa yang masih dapat diperbaiki. Kita tokh sadar, kita bukan Oom Bob Sadino yang kemana – mana pakai celana pendek dan sandal orang tetap angkat topi. Kita bukan Simon Cowell yang mengenakan kaus putih dan jeans tetap macho dan komentar sadisnya didengar oleh semua orang. Kita juga bukan Adam Levine yang pakai kaus hitam dan senyum saja orang sudah terhanyut. Kita ‘bukan’ namun bisa jadi ‘belum’ lho! Suatu hari mungkin akan sampai kesana, ketika Anda mengenakan sandal jepit dan orang hormat kepada Anda. Tetapi jika memang ‘belum’ tak ada salahnya kan, Anda memperbaiki diri?

Baca juga :  ODOT's claims that fuel tax revenues have declined need context

Selain skill yang bernilai tinggi, Anda tetap dapat memperbaiki kemampuan sosial dan adaptasi Anda dengan lingkungan. Ada orang – orang yang merasa dihormati jika kita mengunjungi mereka dengan busana rapi dan cara bicara yang santun. Kita ini orang timur tentu masih banyak adat – istiadat ketimuran yang harus kita cermati dan aplikasikan. Khususnya untuk menghormati orang tua, ‘orang yang ditua-kan’ dan sebagainya. Namun dalam hal menyatakan pendapat atau pola pikir, sudah saatnya pula kita open mind alias tidak menjadi ‘yes Sir’ terus. Kita harus pandai meracik ketimuran dan kebaratan kita dijaman sekarang ini dengan bijak menyiasati, sehingga menghasilkan manusia yang  dapat dianggap SDM handal. Benar don’t judge the book by it’s cover, tetapi jika ada buku yang covernya bagus dan indah apakah Anda akan sempat melirik buku yang covernya dekil? By the way, apakah Anda suka dengan foto terbaru saya diatas?  Obsesi saya, suatu hari saya berdandan demikian dan orang akan tetap menghormati. Sekarang? Belum sih, hicks!… 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *