
Entah..
itulah kata yang ada
Agar engkau tau makna sebuah hampa
Apakah membunuh bintang atau memeluk binatang?
Tak usah banyak kata berlambang
Biarkan semua berlalu lalang
Dalam lintasan takdir yang mengambang
Di sini
Saat semua bercerita akan sebuah sejarah
Kenapa masih menuliskan kisah kisah basah
Yang akhirnya hanya mencipta merahnya darah?
Hingga kepala kepala pun rebah
Dengar..
Dengarkan saja gemrincing hati
Dzikirkan Nama seratus arti
Dengan itulah kita bisa memahami
Dunia apa nan hakiki
Dialah yang tak pernah mati
keren
Walau setiap kata selalu penuh makna
Setiap PUISI selalu saja ada rasa
Tak bosan saya menikmati puisi apa adanya
Entah, komentarku ini berasa
Atau sekedar lewat saja
Salam
filosofis puisinya Bang 😀