Haru Biru Teman Baru

pren
foto: myquotesimages.blogspot.com

Saya menulis di ladang sebelah, belum lama. Barangkali baru setengah tahun, herannya cepat sekali saya memiliki kawan – kawan baru. Ya, kadang saya juga GR. Saya pikir beberapa teman sungguh menganggap saya teman baru yang baik, ternyata hanya basa – basi saja, HL alias saya Hanya Liwat dalam kehidupan mereka. Saya hanya dianggap satu dari seribu teman lainnya. Apa bedanya? Apa istimewanya? Nggak apa juga sih, tokh teman saya yang lain masih banyak. Sementara beberapa teman lainnya dengan cepat menjadi sahabat yang selalu memberikan dukungan dalam suka dan duka literasi kata. Kadang – kadang kami diskusi masalah tulisan. Lain waktu diskusi masalah buku dan penerbitan. Karena semua berangkat bersama dari dunia tulis – menulis.

Di ladang sebelah karena mood menulis saya sudah menurun drastis, saya tidak sanggup menulis apapun. Hanya corat – coret puisi saja. Menurut saya, puisi saya itu masih kurang layak dan menarik untuk dibaca. Berbeda dari puisi beberapa teman lain yang sudah sangat indah dan mengalir. Saya menulis puisi di ladang sebelah, karena sudah bingung mau nulis apa ya? Bwekekeke,.. I know kedengarannya belagu amat. Writer’s block! Pernah setahun lebih saya tidak bisa menulis! Ini gara – gara saya mendapat atasan baru, wanita lajang yang sangat otoriter (eh, tidak bermaksud menyindir wanita lajang lagi yaa… ). Saking cintanya sama saya, pasang telpon, sewa rumah, nyari pembantu, ngomong sama supir, tukang listrik dan sebagainya. Saya yang ngurus semua. Hastaga cape beneeer deh! Iya, dulu saya sekretaris expat selama belasan tahun.

Baca juga :  Waspadalah! Scammer Berpura-pura Jadi Muslim Ingin Menyumbang Panti Asuhan

Buat saya hasrat menulis penting sekali, kalau tidak ada inspirasi untuk menulis rasanya jutek dan sebel. Dunia seperti mengecil sebesar kelereng. Makanya di ladang sebelah masih tetap saya coba tanamkan hasrat menulis dengan mencorat – coret puisi. Saya itu terkejut karena teman – teman ternyata masih rajin juga komen. Padahal saya sudah tertatih mencoba menuliskan puisi semampunya saja. Saya akui saya kurang banyak membaca puisi, padahal saya sudah beli buku puisinya Remy Sylado. Gede banget itu buku, bisa untuk melempar tikus. Hehehe… Tapi belum selesai membacanya. Padahal saya suka lho, kadang – kadang walaupun rada ngga mengerti benar, saya mampu menangkap makna tersirat dibalik puisi. Saya sungguh sangat bersyukur dan berterima kasih bahwa teman – teman masih menyempatkan membaca puisi saya. Mas Ryan yang biasa menulis teknologi dan gadget saja sampai ‘terpaksa’ membaca kunyah dan telan puisi jelek saya.

Pada kenyataan ini saya jadi tersentuh takjub, wouw! Merasa haru – biru, ya ampun teman – teman ini baik banget! Lha, puisiku masih coreng – moreng tapi mba Dewi S, Pak Kate, mba Leila, Adji, Zahra, Ranaya, Julie, Weedy, Retno, Gita, Septi, Rooy, Lipul dan lain – lain masih berusaha mampir baca dan komen. Mereka ini terhitung teman – teman baru dan interaksi hanya lewat dunia maya tetapi intensinya sangat baik. Bahwa dalam kesemuan, mereka selalu ungkapkan hal – hal baik, positif dan mendukung orang lain, yang notabene belum dikenal, bahkan belum pernah dijumpai wajahnya. Saya makin yakin bahwa orang timur khususnya orang Indonesia punya sifat baik hati yang sulit dikalahkan oleh bangsa lain. Saya ingat pagi – pagi buta pernah juga ada orang tak dikenal menggedor pintu rumah, ternyata tetangga yang tidak saya kenal dengan baik. Menjerit minta tolong mau pinjam uang untuk nebus, karena adiknya semalam masuk penjara. Kebingungan, kita lalu memberi uang ala kadarnya (abis daripada diminta nemenin ke kantor polisi? Sereeem…hehehe..). Beneran orang Indonesia itu mottonya, gotong – royong dan tolong – menolong! Dalam haru biru punya teman – teman baru, saya ingin mengucapkan “Terima kasih atas pertemanannya, sungguh berharga…Terus menulis, yuk?”

Baca juga :  Inisiatif Kecil

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. oh may gods di tulis dengan suasana hati galawww saja puisi tentang kunci trali itu sudah ciamik sekali apa lagi bila on the mood . Beda banget dengan saya kalau lagi banyak kerjaan atau ada problem jngankan nulis minum aja males .Long life Winda

    1. Mbang Goela…sekarang kutahu siapa dirimu hihi,..makasi yaaa…aduh tulisanku banyak yg kacau. Nah, bentar lagi aku mau cerita lucu Don,..ntar baca yaaa…https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_wink.gif

  2. Terharuu juga.. nama saya disebut… 😉

    Pertama kenal n pengen lebih kenal lagi dengan Mbak Winda, ya pasti lah karena tulisannya, pilihan katanya, pilihan apa yang ditulis (pada banyak tulisan lebih menyukai tulisan2 positif dan tidak merendahkan), kalimat-kalimatnya, apa adanya dan koment2nya juga bijak… 🙂

    Btw, selain novelnya Arswendo saya juga suka baca novelnya Remy Silado Mbak Wind.. (kebetulan lagi ndak ya, setelah Pretty Woman dan Serendipity https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_whistle3.gif ) tapi angkat tangan kalo buat puisi… belum mampu… 🙂

    Oh Ya (panjangnya rek.. 🙂 ), Mbak Winda itu njawani juga… https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_heart.gif

    1. Gitaaa….makin panjang komennya makin seru untuk dibahas. hehehe..kamu hebat ih, bacaannya arswendo sama remy silado…aku baca tulisan Mas Wendo, kadang mandeg..abis ‘berat’ bwehehe…LUSI Lindri dah Gendhuk Duku kalau ngga salah ya..yang aku sering baca dulu karya Umar Kayam….aku suka karena lucu dan suka nyindir.. https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_wink.gif