Kenangan yang tersisa dari Ferry Indra Sebelum Menghilang Bersama MH370

Kenangan Bersama Ferry Indra Sebelum Menghilang Bersama MH370

Tanggal 27 Februari 2014, saya dan istri landing di Bandara Internasional Denpasar Bali , dengan pesawat Garuda, yang take off dari Bandara Internasional Sydney. Dari Bandara kami langsung menuju ke Nusa Dua, karena sesuai dengan undangan dari ponakan saya, untuk menghadiri pernikahan putranya di salah satu hotel yang berlokasi di Nusa Dua.

Suatu kesempatan yang langka bagi keluarga besar kami, untuk bisa menghimpun sanak keluarga dari berbagai pelosok dunia. Terutama bagi saya pribadi, karena dapat berjumpa dengan kakak kandung saya satu satunya yang masih hidup, yakni Yanita Effendi. Yang datang kesini bersama suami tercinta dan putra sulungnya Ferry Indra,yang datang bersama istri dan putri tunggalnya Joy ,yang duduk dikelas 4 SD.

Kami asyik bernostalgia dari masa ke masa, bahkan ketika diner party, kami duduk semeja bersama kakak saya sekeluarga ,anak mantu dan cucunya. Rasanya saat saat ini merupakan suatu kenangan yang takkan terlupakan. Mengingat sejak 10 tahun lalu kami domisili di Australia . Dua hari bersama sama serasa masih terlalu singkat. Namun tidak ada pesta yang tak berakhir.begitu juga dengan pesta pernikahan ponakan cucu saya.Pada tanggal 1 Maret , kami bertemu kembali di Bandara Ngurah rai, karena akan kembali kerumah masing masing.

Seminggu Kemudian…..
Tepatnya tanggal 8 Maret 2014, pagi hari, ketika saya sedang mandi, istri saya menyampaikan bahwa ada telpon dari ponakan kami , bahwa Ferry Indra hilang bersama MH370 , pesawat Malaysian Airlines yang ditumpanginya menuju ke Beijing. Serasa tidak percaya akan berita ini, saya telpon ulang keponakan saya. Ternyata berita itu benar. Hanya selang beberapa menit, berdering lagi ,ternyata dari putri kami yang domisili di Wollongong Australia. Ingin memastikan, apakah nama Ferry Indra yang tercatat sebagai penumpang MH370 yang hilang, benar ponakan saya ataukah hanya namanya saja yang kebetulan sama?

Masih tidak percaya , saya langsung telpon kakak saya ,yang juga adalah ibunda dari Ferry indra dan Herry Indra, yang namanya tercatat dalam daftar 7 penumpang WNI yang hilang bersama MH370 ini. Dan jantung saya kembali seperti berhenti,ketika saya mendengarkan tangisan dari kakak saya via telpon.

Kami langsung menuju ke Bandung ,ke daerah Cijerah ,tepatnya di Gelong Asih,dimana kakak saya bertempat tinggal. Setelah mengendarai mobil sekitar 3 jam,kami tiba di sana.pada jam 00.30 dini hari.Diruang tamu bertebaran Kasur, dimana seluruh anggota keluarga menumpuk disana. Saya hanya bisa memeluk kakak saya dan tidak mampu berkata kata ..

Berbagai berita bohong semakin menghempaskan keluarga
Berbagai berita yang tidak bertanggung jawab ditebarkan dan menjadi Headline dari berbagai media sosial. Antara lain bahwa penumpang selamat,karena pesawat di bajak dan disandera di Diego Garcia Dan kemudian berita ini dibantah oleh Otoritas Malaysian airlines . Menyusul mencuat issu bahwa ada intelligence Rusia mengekespos berita bahwa pesawat di bajak dan seluruh penumpang selamat di Afghanistan. Lagi lagi keluarga melonjak gembira. Tapi hanya sesaat,karena setelah kami menelpon KBRI dan Otoritas Malaysian Airlines ,ternyata lagi lagi berita tersebut,tidak terkonfirmasi atau berita yang tidak didukung oleh data yang akurat.

44 Hari sudah Berlalu dan MH370 tetap merupakan Misteri
44 hari sudah berlalu,Kendati operasi terbesar dan termahal sepanjang sejarah dunia.. yang melibatkan 29 negara di dunia,serta didukung oleh 50 pesawat super canggih dan 49 kapal pelacak . Namun kesemuanya itu,sampai detik ini tidak membuahkan hasil.
Yang tersisa adalah kepedihan yang mendalam bagi keluarga penumpang MH370. Bagi istri Ferry dan putri tunggalnya, bagi istri Herry dan kedua anaknya yang masih balita .Dan tidak kurang meninggalkan kesedihan yang tak terlukiskan pada kedua orang tua mereka dan seluruh keluarga besar ,serta teman teman.
MH370 tetap menyisakan misteri terbesar dalam sejarah penerbangan dunia dan sekaligus misteri yang meninggalkan luka mendalam bagi seluruh keluarga penumpang MH370 disepanjang perjalanan hidup mereka.

Palangkaraya, 23 April, 2014
Tjiptadinata Effendi