Kopi Bojoku

“Terserah loe aja. Mau bilang white coffee, black coffee, blue coffee, kapucene kapucono. Gak ada urusan” ujar Mas Yatno kepada kolega-kolega bisnisnya. Mas Yatno ini anti-modernitas, kontra sukses budaya baru, budaya tanpa istri bisa running well. Tahulah zaman ini, dunia serba ada, eranya era praktis, efisien dan jalur speedy, segalanya serba cepat. Hingga budaya cepat harus diadopsi oleh generasi ke generasi, malahpun hamil cepat jadi trend, tuh cabe-cabean, kecepatan dewasa melebihi batas usia kalender.

Serba cepatlah jika tak mau dilindas jaman, jika ogah ditelanjangi super modernitas, neo world cultural, ambillah yang gampang-gampang, jaga jarak georafis interaksi, berjauhan tapi dekat tanpa taste padangan mata langsung. Itulah dunia maya, dunia hantu-menghantui, dunia detektif, dunia saling mengintai. Ada yang sadar diintai, pun ada yang sadar mengintai demi kehancuran orang lain, keputusasaan bangsa lain dan perendahan entitas tertentu di sebuah pijakan bumi. Dunia sekarang hanyalah dua sisi: Dunia Sadar dan Dunia Tak Sadar. Siapa yang licik, itulah pemenangnya, siapa yang jujur, akan terseok-seok hingga ke jurang kematian yang bercabikan.

Baca juga :  (ORI)Tips Menjaga Stamina Hingga Usia Lanjut

Mas Yatno adalah pengecualian, ia berani mereject budaya cafe-cafean, menurutnya cafe itu pemindahan dapur rumah ke pinggir jalan, migrasi teras rumah yang sering dihabitatkan sebagai sarana diskusi, kongkow-kongkow, telah diangkat ke cafe. Semua atas nama civilitation, peradaban kota, katanya.

Tapi Mas Yatno, beritikad, tekad dan muhabbah. “Semanis-manisnya pelayan cafe, masih lebih manis istriku. Senikmat-nkmatnya kopi dunia, masih lebih manis kopi buatan istriku. Aku selalu temukan keteduhan di mata istriku, tiada kalkulator di otaknya, tiada slip-slip dan nota-nota, Istriku adalah pelayan ikhlas, tanpa neko-neko, tanpa basa-basi dan tanpa instruksi dari manajer sekelas cafe, tanpa embel-emebl diskon, tanpa asesori baju seragam. Ah itu yang tak akan pernah kutemukan di cafe manapun. Sebab kopi terbaik adalah kopi buatan bojoku”.

Baca juga :  Pesta Kesenian Bali

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment