Mengelola Emosi, Sulitkah?

Sering dengar istilah “senggol – bacok”? Pasti sering ya, beredar diantara orang – orang yang mudah tersinggung akan seperti itu. Jangan sampai menyinggung atau menyenggol bisa jadi kena bacok. Sebaliknya ada suatu keadaan dimana  orang – orang bersinergi diam – diam, membentuk koalisi tertutup untuk bersama – sama menyembunyikan atau mengacuhkan suatu kebenaran yang dipandang justru akan merugikan bagi kelompok mereka. Jadi sebaiknya TST atau tahu sama tahu.

Sering tidak saya pahami mengapa ada orang yang mudah tersinggung dan ada orang yang ‘adem-ayem’ sama sekali tak terpengaruh oleh sentilan apapun yang diarahkan kepadanya. Saya bingung melihat kenyataan ini. Lama-kelamaan saya sadari bahwa manusia berkelompok ke dalam dua bagian itu. Yang mudah terbakar emosi lalu teriak dan yang diam-diam menyembunyikan emosi demi suatu tujuan atau pencapaian. Sayangnya kedua model pengontrolan emosi itu tidak terkait dengan sifat baik atau jahatnya seseorang. Sering juga kan ada omongan “Si Anu mudah marah, tapi hatinya baik lho! Memang sifatnya saja mudah terbakar emosi.” Bisa juga mengidap penyakit darah tinggi karena sulit meredam marah. Bener kok, coba di-check?

Pada dasarnya saya mengamati manusia ada yang mudah marah, ada yang tidak mudah marah dan ada yang pandai meredam emosinya. Tetapi yang menarik justru orang yang pandai meredam emosi. Karena disini dua alasan yang melatarbelakanginya bisa jadi berbeda. Ada yang punya niat baik dan ada yang punya niat tak baik atau minimal menguntungkan diri sendiri.

  • Pemarah Senggol Bacok
Baca juga :  Как начать играть в игровые автоматы Pinup casino?

madApa saja yang tak berkenan pada hatinya akan membuat orang ini jengkel, marah dan kesal. Inginnya teriak, menuduh, menuding dan bicara panjang lebar. Kalau perlu debat kusir. Ujung – ujungnya kata – kata yang keluar bagaikan mitraliur tak terkontrol. Omongan sudah ngalor – ngidul dan jauh dari konteks awal atau pemicu permasalahan itu sendiri. Hal yang terbaik adalah belajar diam dan menahan rasa jengkel. Paling baik lagi menahan kata – kata agar tak disesali kemudian hari. Ada orang – orang yang mudah melupakan tingkah dan perkataan seseorang ketika emosi atau mudah memaklumi. Sebaliknya tidak sedikit yang selalu teringat dan mendapat kesan buruk akibat emosi yang diumbar menggelora. Menurut Anda sebaiknya bagaimana? Tentu, tahan dirilah dan tahan perkataan Anda!

  • Masuk Kiri Keluar Kanan

Ada orang yang cuwek banget. Mau dikatain apa saja, dikasi nasihat, dikasi petunjuk, petuah, diomelin, dicaci. Kalem aja nanggepinnya. Mungkin memang sudah nggak nyambung dengan dunia, nggak perduli dengan hidup dan kehidupan? Belum tentu karena alasan kesabaran. Bisa jadi karena sudah tak perduli apapun alias mati rasa. Tapi yang menarik, ada pula orang yang justru memainkan peran dengan baik, berlaku diam- iam demikian. Kadang-kadang tujuannya ‘cari selamat’ atau sudah mengerti apa untung-ruginya ribut beremosi, atau apa keuntungannya diam – diam saja dan bagi-bagi jatah belakang layar. Pilih yang mana, hayoo..

  • Diam Yang Memang Emas
Baca juga :  Login to Mostbet personal account in India and start to wi

Paling sulit itu menjadi “diam yang memang emas.” Karena tadi sudah saya sebutkan, ada fenomena orang yang diam TST, Tahu Sama Tahu. Tapi ada juga diam berkualitas yang sesungguhnya. Diam yang adalah emas, tidak perlu terpancing emosi dengan hal – hal yang justru akan mengerdilkan dirinya. Ada perihal yang jika ditanggapi berlebihan justru akan membuat kita nampak konyol dan terlunta – lunta. Sebaiknya orang memberikan pendapat hanya jika ditanya dan bukan ‘berkoar – koar’. Diam emas adalah diam tanpa menanggapi niat orang lain untuk menjadikan dirinya umpan tontonan. Diam emas adalah bicara ketika waktunya bicara telah tiba atas suatu permintaan yang terhormat dan bukannya merangsek terus minta diperhatikan ketika bicara.

Tulisan ini hanya singkat membahas masalah mengelola emosi dengan menjaga kata – kata. Wah, saya pernah melabrak orang! Saya juga pernah diam dan tidak menanggapi sama sekali. In between, saya sekarang belajar. Siapa yang pantas saya ajak bicara panjang lebar dengan semangat kebaikan dan siapa yang tidak perlu ditanggapi karena punya niat melecehkan dan menjatuhkan orang lain. Paling terkagum – kagum dengan orang yang sifatnya diam, kalem tapi bersuara ketika ketidakadilan atau kezoliman muncul. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tipe manusia senggol bacok atau masuk kiri keluar kanan? Belajar yuk, mengelola emosi!

foto: gswaterman.wordpress.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 comments

  1. orang yang sifatnya diam, kalem tapi bersuara ketika ketidakadilan atau kezoliman muncul.
    ———————————————————————————————————————————–
    ini saya banget deh, Ci…tapi kadang2 aja kalau lagi ada keberanian untuk berteriak ha ha ha