Menjelang Ajal Laki-Laki Beristri Empat

poligami
www.answering-islam.org

Seorang suami yang hidupnya sukses memiliki 4 istri , menjelang ajal di panggil lah istri2 nya satu persatu.

Istri ke 4 datang menghampiri dengan menangis tersedu sedu,… lalu suami bertanya :

” Sayang, sebentar lagi ajalku tiba , aku akan kesepian tanpa dirimu, mau kah engkau ikut denganku? “

Istri ke 4 terkejut lalu menjawab spontan :

” Oh sorry tidak…..Saya ingin tetap hidup dan akan bicara di acara pemakaman, itu saja tak lebih tak kurang! “

Istri ke4 pergi meninggalkan kamar si suami. Penolakan yang begitu dingin membuat suami amat bersedih, padahal ia sudah banyak perhatian dan bangga padanya, ternyata cinta istri ke 4 tak tak sebesar cintanya.

Dalam hati suami berkata
” Sudahlah tak apa toh masih ada 3 istri.”

Lalu dipanggil istri ke 3 yang didapatnya ketika si suami berusia tengah baya,. Dia bekerja sangat keras dan amat mencintainya karena istri ke 3 sangat menarik dan sudah memberi banyak kesenangan yang dibutuhkan si suami.

” Cintaku ,,,tak lama lagi aku akan pergi selamanya , sungguh aku amat kesepian tanpa dirimu, mau kah kau ikut denganku ? “

Baca juga :  Hujan, Payung dan Ganang

” Apa?? Ikut dengan kamu? No way sorry aja …, aku hanya akan mengurus biaya pemakaman mewah dan setelah itu aku akan bersama anak anak! . “

Sungguh sedih hati si suami ternyata istri ke 3 sama saja…tak mau ikut dengannya.

Lalu di panggil istri ke 2 yang selalu ada dekat suami , siap memberi nasihat dan menolong jika ada kesulitan, dan dia adalah yang paling dapat di percaya dalam segala hal.

” Kekasih hatiku, ajalku makin dekat dan ketika aku tiada aku akan amat kesepian tanpa dirimu, maukah engkau ikut bersamaku?”

Dengan sangat sopan istri ke 2 menjawab

” Maafkan saya suamiku, aku ngga bisa ikut denganmu, paling hanya dapat mengantar kepenguburanmu sejauh apapun itu dan mengunjungi mu sekali sekali .”

Suami amat putus asa dan kecewa namun dengan segala kekuatan yang ada di panggilah istri pertama, yang selalu ia abaikan akhir2 ini , khususnya setelah memiliki istri ke 3 dan ke 4.

Baca juga :  Komitmen

Padahal sesungguhnya istri pertama lah yang paling utama bagi kehidupan dia. Istri pertama setia mendampingi dimanapun suami berada. Betapa malu dirinya ketika istri pertama datang menghampiri dengan wajah pucat dan badan yg kurus.

” Istri pertamaku yang setia, dalam waktu dekat aku akan pergi selamanya, aku akan merasa sendiri tanpamu, maukah engkau ikut denganku?” tanya suami..

” Tentu saja sayangku aku akan selalu ikut denganmu kemanapun engkau pergi, bukankah aku selalu bersamamu di setiap saat ?”

Arti kisah di atas adalah istri pertama ibarat amal kebajikan, istri ke 2 adalah keluarga, istri ke 3 adalah kekayaan dan istri ke 4 adalah ketenaran, titel dsb.

Ternyata yang ikut bersama ketika hidup ataupun mati adalah amal kebajikan kita…

Kutipan Dari Buku :
“The Opening The Door Of Your Heart”
(Ajahn Brahm- British Buddhist Monk yang tinggal di Perth-Australia)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. tentu adalah amal ibadah yang hanya bisa di bawa, semua yang ada di dunia hanya kain kafan yang menemani, itu pun setelah terkena tanah akan hancur.. tidak sampai hari kiamat.. kecuali amal ibadah.. menemani sampai kiamat tiba… nice post di pagi hari…https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

  2. oh, pantasan perasaan pernah baca hehehe . . . Ya ternyata yang setia itu istri pertama tapi sayang justru kurang mendapat perhatian sampai kurus. Salaman