Menulis Dan Bernafas

Saya suka heran kalau ada orang diminta menulis, lalu garuk – garuk kepala. Aduh nulis apa ya? Bagaimana memulainya? Saya tertawa karena bagi saya justru kalau tidak sempat menulis, saya merasa bisa gila. Saya bisa menulis tentang sandal jepit, bisa juga menuliskan tentang aliens. Tentang sendal jepit? Bisa! Karena ada teman saya yang memungut sandal jepit bekas yang dibuang oleh orang lain. Sandal itu dianggapnya masih layak pakai. Lalu timbul tanya dan gurauan, astaga sedemikiankah butuh sandal jepit butut? Lalu tentang aliens? Ini juga ada sahabat saya yang tergila – gila pada aliens dan ilmu tentang UFO. Segala perihal piring terbang dan kelompok orang – orang penggemar hal ini sungguh ada. Saya pernah ikut, lama – lama saya merasa diri saya aliens. Sebelum berlarut, saya cabut saja. Cukup menonton film semacam X-Files untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang aliens. See, .. semua bisa jadi cerita!

anaisMaka kalau ada orang yang tidak bisa dan tidak mau menulis, saya heraaaan… Sampai saya berkata, kenapa ngga dicoba? Tulis sebisamu nanti saya baca dan bantu lihat. Mana poin – poin yang bisa diperkuat, mana yang tidak dibutuhkan dan harus dihapus. Tetapi sebagian teman saya menjawab, ‘Saya engga bisa Win,…nggak ada bakaaat…”. Saya pernah menganut paham tak ada bakat itu! Paham seperti itu sebenarnya membatasi potensi diri sendiri. Saya nggak bisa, karena nggak ada bakat. Sekarang saya mampu berkata, “Tidak ada yang tidak bisa, yang ada orang yang TIDAK MAU mencoba melakukannya.” Mencoba lebih baik daripada tidak mencoba lalu berkata tidak bisa. Tentu saja ini tidak berkonotasi mencoba hal yang berbahaya, misalnya tiba – tiba langsung berminat latihan terjung payung, bungee jumping, rock climbing dan segala olah raga yang mendebarkan dicoba. Katanya harus mencoba? Ya, … mencoba sesuai kemampuan, minat, bakat dan kebutuhan.

Baca juga :  Личный кабинет Альпари: вход, регистрация, возможности, официальный сайт

Saya pernah kena karma. Karena saya sangat tomboy, semasa kecil selalu berambut pendek. Bercelana panjang, T-Shirt. Seingat saya kok malah sama sekali tidak punya rok atau gaun. Saya males bedakan, segala tetek-bengek yang buat saya ‘ribed’ banget. Lalu ketika pertama bekerja di Bank, saya harus berpenampilan rapi. Lalu pindah ke berbagai institusi asing dengan atasan yang mayoritas orang asing pula. Dan berakhir sebagai sekretaris! Aduh, sekretaris! Mungkin pekerjaan tukang daging di pasar lebih cocok untuk saya. Proookkk – proookkk – proookkkk,…banting golok dan cacah daging terasa lebih alamiah melakukannya! Wuhuuu,.. psikopat! He-he,...Tapi menjadi sekretaris adalah hal yang mencekik leher buat saya. Wanita – wanita lain mungkin suka melakukannya, tapi saya tersiksa. Dengan segala perlengkapan penampilan, tata bahasa yang sopan, gerak tubuh yang ‘among tamu’. Saya merasa tertekan melakukannya, apalagi karena saya bukan jenis orang yang banyak basa – basi. Cukup seperlunya saja. Tetapi menjadi sekretaris tentunya tidak boleh berlaku demikian kaku dan ketus. Clients akan kabur dan mencak – mencak jika diperlakukan kasar… Akhirnya saya bisa,..menjadi sekretaris selama dua belas tahun! He-he,…

Baca juga :  Hati-hati Penipuan Pengiriman Paket Dari Scammers

Tetapi tokh pada akhirnya, saya tidak bisa melanjutkan. Karena saya lebih suka menulis. Buat saya menulis itu serius sekali. Bahkan menuliskan sandal jepit dan aliens akan menjadi topik yang sangat serius bagi saya. Masalah sandal jepit dapat dituliskan panjang ber-erot dan berseri, jika… dikupas tuntas. Dari asal muasal sandal jepit, siapa penciptanya, manfaatnya dan fenomena apa ini jika ada sandal jepit butut bekas milik orang, diambil untuk dikenakan? Bagaimana struktur ekonomi masyarakat kita, jika sandal jepit butut saja masih ‘doyan’ gimana korupsi nggak doyan? Nah kan? Panjang bahasannya! Belum lagi kajian masalah aliens. Wuah bisa lebih seru dan kompleks pula pembahasannya. Benarkah ada? Benarkah tidak ada? Benarkan UFO hanyalah armada angkasa percobaan pemerintah Amerika Serikat? Buat saya menulis sama dengan bernafas. Tanpa menulis saya merasa sesak nafas, suatu hari bisa jadi stroke dan mati! Ugh,... saya tidak bisa lagi menjadi sekretaris yang dipajang ala pager betis didepan ruang kantor boss. Saya optimis tidak ada hal yang tidak bisa saya lakukan, tetapi ada hal yang tidak mau saya lakukan. Yaitu memilih yang salah! Maka pilih yang benar yaaa..

 foto: www.quoteswave.com

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. Ci Jo, maasalahnya kita tidak bisa menyamaratakan kesenangan setiap orang, bagi ci Jo tidak menulis akan sesak nafas,tapi bagi yang gak suka menulis disuruh menulis malah bisa sesak nafas hehhe