Murung

lelaki itu termangu
terkurung di bawah harapan
bertumpu pada mimpi
yang ia lukis sendiri

sesekali ia menyapa dinding kamar
demi menguras rasa gamang
yang menyesak di dalam batin

bersama tatap mata yang kosong
menembus gelapnya mendung
yang menyelimuti hati

ia bertanya pada ilalang
kemana perginya angin
yang biasa berdesir lembut
teduhkan jiwa nan rapuh

wajahnya yang lusuh
seraya menengadah
pandangi langit yang bisu
merengkuh asa perlahan musnah

masihkah ada waktu
yang menoleh kepadanya
tumbuhkan tunas
di tangkai yang kering

Baca juga :  Angkat Tangan

potret bersama kekasih
berada di dalam pelukan
dan tak sedikitpun
sempat ia lepaskan

ilusi bertebaran di lantai kenangan
bercumbu dengan manisnya kata cinta
bermandi cahaya gemerlapan
tentang indahnya masa depan

setangkup do’a tersimpan di dada
andaikan bisa memutar kembali
detik masa yang t’lah jauh berlari
ia ingin terbang menjemputnya

terselip kata di antara lidah kelu
yang tak kunjung tiba saat bicara
ingin ia katakan dengan lugas
bahwa cinta itu masih ada

jauh di relung hatinya
tersimpan sekeping prasasti
bertuliskan sebuah nama
yang ingin ia dampingi
sampai ia mati..

Baca juga :  Paranormal yang Tak Normal

Doni Bastian
Jakarta 17/04
Ramadhan 2021

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. Wwwooowww… rasanya lamaaaaa banget gak baca tulisan sang maestro ini….
    Selalu mengiris hati…..??????