Pecel Lele Dijual Rp. 37 Ribu di Malioboro Jadi Berita Viral

pecel lele

Beredar cuitan netizen soal pecel lele yang dijual dengan harga tidak wajar (mahal) di media sosial. Insiden itu disebut-sebut terjadi di wilayah Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ternyata pelakunya adalah pedagang baru, dan sekarang, pedagang tersebut telah dikenai sanksi.

Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP) Asosiasi wadah pedagang Perwakilan Daerah di Malioboro, kota Yogyakarta bereaksi sehubungan dengan peredaran pengaduan pengguna internet yang mempublikasikan harga pecel lele yang tidak wajar.

Presiden FKKP Adi Kusuma menyebut pedagang ‘nuthuk’ harga tersebut adalah pedagang baru yang berjualan di tempat itu. Berkenaan dengan video viral yang berkaitan dengan Pecel Pecel  dengan harga tidak wajar tersebut Adi Kusuma menyatakan, “Tapi saya menyatakan bahwa orang itu belum masuk dalam anggota kita, karena orang itu sebagai pemilik baru dari mantan pemilik yang baru saja dialihkan,”

Adi menjelaskan, pedagang yang telah menetapkan harga yang tidak wajar diketahui telah dilakukan sekitar 2 bulan yang lalu, karena pemilik lama tidak bisa lagi menjual karena pandemi Covid-19.

Ketika ditanyai tentang kejadian itu, orang itu mengklaim bahwa ia tidak tahu keberadaan asosiasi dan tidak berkoordinasi dengan anggota lainnya.

“Tapi untuk video viral tentang kasus ini, kami dari asosiasi berkoordinasi dengan pihak Kelurahan, dan pihak-pihak terkait untuk menanggapi wisatawan kritis ini,” tambahnya.

Dia melakukan tinjauan langsung pada lokasi dan mengambil langkah-langkah  dengan memberikan sanksi dan dapat dilakukan dengan konseling. Selain itu, si penjual pecel lele bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Baca juga :  Sahabat Dunia Maya

“Agar tidak mengulangi kejadian serupa, kami akan menjadi mengumpulkan data di wilayah ini dan kami akan mengadakan perngarahan kepada semua PKL ” pungkasnya.

Investigasi Oleh PPLM Ternyata tidak di Jl. Malioboro

Sementara itu, Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM) juga melakukan investigasi pengaduan untuk menentukan apakah wisatawan kala itu berada di Jalan Malioboro atau tidak.

Dari hasil survei yang dilakukan oleh PPLM, lokasi pedagang yang dikeluhkan oleh wisatawan tersebut ternyata tidak berada di Jalan Malioboro.

“Hasil penyelidikan kami kepada semua anggota, ternyata tidak berada di Jalan Malioboro,” kata Desio Hartonowati

Desio juga menjelaskan bahwa PPLM berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, terutama terkait dengan implementasi harga makanan yang dijual.

Sejauh ini, harga yang ditetapkan oleh anggota PPLM juga masih berada di dalam batas yang wajar.

Bahkan sebelum liburan terakhir Lebaran, PPLM meminta PKL mengajukan daftar harga makanan dan minuman yang dijual kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Kami juga memantau bersama di lapangan,” jelasnya.

Video tersebut dapat menimbulkan persepsi negatif bahwa kejadian itu terjadi di Jalan Malioboro.

Ini tentu sangat merugikan para pedagang Lesehan yang menjual makanan di Jalan Malioboro.

Baca juga :  Gara-gara Ahok, Calo Penerimaan CPNS Bakal Gigit Jari

“Kami menyesali pernyataan netizen tersebut,” katanya.

Dalam pemberitaan yang sempat viral soal harga pecel lele yang mahal tersebut, PPLM menyayangkan unggahan netizen tersebut di media sosial, sebab unggahan tersebut bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap PKL di Jalan Malioboro.

Hal itu tentunya sangat merusak citra para pedagang lesehan yang berjualan di sepanjang Jalan Malioboro.

“Kami menyayangkan pernyataan netizen tersebut,” ucapnya.

Untuk mencegah kejadian terulang, PPLM mendorong kepada pemerintah Kota Yogyakarta untuk menyediakan posko informasi dan pengaduan konsumen.

Selain itu juga melakukan sosialisasi secara masiv kepada para wisatawan untuk membeli makanan atau minuman yang menyertakan daftar harga.

“Kami mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang sudah diambil oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Kepada para wisatawan, kami juga mengimbau untuk tidak sungkan dan ragu bertanya sebelum memesan,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial curhatan netizen soal pedagang kaki lima ‘nuthuk’ atau menaikkan harga di luar batas. Dia menyatakan kejadian itu terjadi di Malioboro.

Unggahan tersebut menyebar begitu cepat di berbagai medsos, mulai twitter, facebook, dan instagram.

Bahkan, pada Rabu (26/5/2021) siang, keyword Malioboro menjadi trending topik Twitter tanah air, sekaligus menampar jargon kota pariwisata Jogjakarta.

Sumber Video :

TikTok @aulroket

Berita viral lainnya

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *