Penulis Bayangan

penulis2Akhir-akhir ini saya semakin jarang menulis denngan berbagai alasan. Sibuk, itulah alasan klasik yang selalu saya pergunakan untuk pembenaran diri. Memang beberapa bulan terahkir ini saya selalu ada pelayanan di luar kota setiap akhir pekan. Namun, sebenarnya bukan halangan kalau memang mau bekerja dalam hal ini menulis. Akan tetapi sekali lagi, saya selalu mengemukakan alasan untuk menutupi kemalasan diri.

Walaupun saya malas menulis, di sela kesibukan pelayan, saya masih menyempatkan diri untuk membaca. Dalam kesibukan itu, saya akhirnya bisa menghabiskan novel lama yang sempat beberapa kali tertunda membacanya. Novel yang sempat saya selesaikan adalah The Ghost Writer, karya Robert Harris. Memang sebuah novel lama yang sudah diterbitkan pada tahun 2007 dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia tahun 2008. Walaupun novel lama bahkan sudah dirilis menjadi sebuah film pada tahun 2010, tetapi tetap menarik untuk disimak.

Robert Harris, seorang jurnalis kelahiran Inggris ini selalu menyajikan tulisan yang laris dan enak dinikmati. Hasil karyanya telah diterjemahkan ke dalam 37 bahasa. Ia lahir di Nottingham pada tahun 1957, Harris lulus dari Cambridge University, yang akhirnya bekerja sebagai jurnalis BBC, London. Selanjutnya ia menjadi editor politik Observer, dan terakhir menjadi kolumnis di Sunday Times dan Daily Telegraph. Tahun 2003 dia mendapat penghargaan Columnist of the Year dari British Press Award.
The Gost Writer atau Sang Penulis Bayangan ini, berkisah tentang seorang bayangan yang direkrut oleh seorang tokoh untuk menyelesaikan atau menuliskan autobiografi. Biasanya autobiografi ini akan digunakan oleh pemiliknya sebagai sarana bela diri apabila yang bersangkutan tersandung dengan masalah hukum. Autobiografi ini dianggap akan menjadi dewa penyelamat di mata dunia.

Baca juga :  Bosan

Sang penulis bayangan ini memang tak ubahnya sang “hantu” yang selalu bergentayangan. Ia akan bekerja dengan caranya sendiri untuk menemukan fakta. Fakta-fakta ini memang dalam kenyataan tidak sesuai dengan yang dikehendaki sang pemilik cerita. Oleh karena itu ancaman nyawa melayang akan selalu mengintai juga bak “hantu” yang bisa dengan tiba-tiba muncul di hadapannya.
Adam Lang, mantan perdana menteri Inggris, sedang menghadapi tuduhan kejahatan perang. Seorang penulis bayangan direkrut untuk membantunya menulis autobiografi yang menjadi satu-satunya cara membela diri. Konon melalui autobiografi ini pembaca akan diajak melihat lebih jauh sepak terjang seorang tokoh. Biasanya jika seorang tokoh terlibat dalam suatu skandal di mana pun dan dalam hal apa pun orang pasti berusaha mencari info jati diri si tokoh. Harapannya, melalui memoar ini orang diharapkan mampu terbawa hatinya hingga terpengaruh untuk memberikan penilaian secara positif. Dengan kata lain pembaca akan mengubah pandangannya dari peristiwa sekarang dan menghubungkan dengan masa lalunya.

Baca juga :  Jetx demo online casino Sanal Kumarhanelerle Eğlence Dolu Bir Deneyim+

Hal yang menarik dari buku ini bagi saya adalah gaya penceritaan Robert Harris. Ia bertutur dengan lancar yang mengajak pembaca ikut menikmati alam indah yang menjadi setting cerita. Namun, di sisi lain saya pun menjadi berpikir, siapakah para Penulis Bayangan di Negara kita ini? Tidak menutup kemungkinan profesi ini ada dalam arti yang sebenarnya. Memang para penulis ini juga bergentayangan layaknya “hantu” dan tak seorang pun mengerti dan mengenali. Mungkin terjadi Penulis Bayangan itu berada di sisi kita, ketika kita membolak-balik halaman biografi seorang tokoh di toko buku. Bahkan ketika kita sedang mengomentari tokoh dalam buku mungkin dia tertawa dalam hati di sebelah kita. Hem…bukan hal yang mustahil…kan? Konon hantu juga berada di sekitar kita tetapi tidak semua orang bisa melihatnya. Dengan kata lain, hal yang selama ini tidak pernah saya pikirkan ternyata menjadi berseliweran di dalam pikiran saya. Buku-buku biografi super tebal yang bertengger di berbagai rak toko buku bisa jadi hasil karya Penulis Bayangan ini. Jadi, adakah teman-teman sebenarnya juga Penulis Bayangan? Kalau saya sih, baru punya bayangan jadi penulis.

Hehehe…salam-AST 10042014

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 comments

  1. hmmm,…ini memang jadi profesi..biasanya sang tokoh sibuk, nggak sempat atau malas menulis sehingga di’borongkan’ ke orang lain untuk menuliskannya..

    1. Kapan Jeng Winda dapat borongan? bagi-bagi dong….hehehe…selamat berkarya

  2. tulisan di paragraf pertama sangat mengena. jadi harus semakin introspeksi diri https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_sad.gif