Plagiator Insyaf

diambil dari jhonnydollar.us

Aku tergelak melihat tulisan yang terpampang di layar monitor. Tulisan singkat, padat dan jelas namun cukup memancing reaksi tawaku. Ah orang ini benar- benar gila, pikirku.

“Woy, ketawa mulu! Entar gila lo!” celetuk Mila, sahabatku yang duduk tepat di sampingku.
“Lihat dong penulis ini, gokil nih!” sahutku seraya menyodorkan laptopku padanya.
“Mulai deh lo!” ucapnya tanpa melihat ke laptopku.
Aku menoleh. Menatapnya tajam.
“Nggak usah mulai ngajak gue berantem, Mil.” sahutku gusar.
“Ya lo nggak insyaf- insyaf, Ta.” Untuk kesekian kalinya dia berkata tanpa melepaskan pandangan dari laptop di depannya. Nggak sopan, batinku.
“Mila, udah gue bi…”
“Itu urusan pribadi gue. Lo emang sahabat gue tetapi lo nggak perlu ikut campur urusan pribadi gue. ” Mila menatapku.
“Itukan yang mau lo bilang? BASI, Ta!”
Aku mencibir. Sial ne orang hapal kata- kata gue, lagi- lagi aku membatin.
Mila meraih laptopku. Dahi berkerut sesaat setelah membaca tulisan di layar laptopku.
Kulihat ia menghela nafas.
“Syukur kalau dia cuma menuliskan kata- kata seperti itu.” ucapnya kemudian.
Aku mengernyitkan dahi. “Maksud lo!”
“Ya gimana kalau tuh orang buat kata- kata yang lebih sadis misalnya musibah gitu!”
“Apaan sih lo? Kayak gitu percaya!” protesku galak.
Mila hanya mengangkat bahu. “Siapa tahu, Ta. Mereka kan orang- orang yang lo zholimi, lo copas karya mereka lo akui karya lo sendiri. Apa namanya kalau bukan lo zholimi.”
“MILA???” Bentakku.
“Ta, udah deh. Lo itu pencuri. Plagiat. Doyan amat sih ngakuin karya orang! Mau sampai kapan?” ucapnya tak kalah keras.
“Tapikan mereka nggak ta..”
“Kata siapa?” Lagi- lagi ia memotong kata- kataku. “Inget nggak lo, ada yang nanya lo via email gara- gara tulisan yang lo copas menang lomba. Dia nanya baik- baik, lo cuekin. Parah lo! kreatifitas orang dicuri!” celotehnya tak henti.
“Udah ah berisik!” jawabku singkat. Semakin banyak ia berkata, semakin gelisah pikiranku.
“Eh, kalau beneran yang ditulis tuh penulis, gue turut berduka ya Ta!” celetuk Mila sambil senyum- senyum.
“MAKSUD LO KAMILA ANJANI?”
Dia tertawa kecil. “Tapikan bener lo juga udah lima tahun ngejomblo, Ta!”
“Duh Ta, kesampaian kan maksud tuh penulis!” sambungnya dengan cengiran.
“Lo ngedoain gue?” tanyaku lirih. Huft, aku tak dapat membayangkan hal itu terjadi. Lima tahun saja aku sudah menggalau apalagi….
Mila mengangkat bahu.
Aku menggeleng. “Nggak mau gue, Mil! Nggak mau!”
Kutatap Mila, ternyata ia sudah asyik kembali menekuni laptopnya.
Arrggh,,,,
Aku menggeleng kuat. Tidak, sebelum terjadi hal- hal buruk yang dikatakan Mila, harus kuhentikan. Benar kata Mila, aku pencuri, pencuri karya orang. Oh Tuhan, Ampuni aku…
Mataku nanar memandangi catatan si penulis yang tadi awalnya akan kuambil karyanya.
“Copas Karya Saya, Dijamin Jomblo Seumur Hidup!”
Akupun bergidik.
(ISL)

Baca juga :  Rindu

Bandung, 22 Dec 2013

ps. dipost pula di Grup FB komunitas Bisa Menulis tgl 15 Dec 2013. 🙂

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *