Rendah Hati Adalah Jembatan Meraih Persahabatan

stock-vector-work-hard-stay-humble-typography-vector-illustration-101288149Rendah Hati adalah Jembatan Meraih Persahabatan

Jadilah manusia yang rendah hati. Sebuah kalmat yang sederhana indah dan memiliki nilai nilai moral yang mendalam , Mudah diucapkan,namun ternyata tidak semudah itu ketika kita mengaplikasikannya kedalam kehidupan kita.

Ketika kita berhadapan dengan sosok yang rendah hati, dengan sangat mudah dan mulus, kita bisa segera beradaptasi dan membaur . Namun yang paling sulit adalah ketika kita masuk kedalam suatu komunitas ,dimana orang berbicara dengan nada meninggi dan pamer pencapaian,maka secara naluri kemanusiaan, rasa ego kita pun mencuat. Maka secara tanpa sadar,kita melebur dengan mereka dan menjadi sosok yang menampilkan kehebatan diri.

Oleh karena itu perlu kita belajar rendah hati dari tokoh tokoh masyarakat yang telah melalui masa masa percobaaan tersebut dan menjadi manusia yang humble atau rendah hati. Berkenalan dengan mereka, berbicara dan memperhatikan sikap mereka terhadap kita, sungguh menjadi pelajaran amat berharga ,yang tidak mungkin dilupakan.

Berbagi Pengalaman Hidup
Ketika saya mampu membawa keluarga saya keluar dari kemelaratan dan menjadi seorang pengusaha, seorang Eksportir Kopi,saya berubah menjadi manusia yang angkuh. Bayangkan dari seorang kuli ,penjual kelapa dan sopir bemo,yang tinggal di kontrakan pasar kumuh,kini tinggal dirumah permanent,ada kolam renang, paviliun dan sedan baru. Kalau dulu semuanya dikerjakan sendiri, dari mulai menyapu, memasak,membuang sampah,membersihkan rumah dan sebagainya, kini kami punya pembantu 4 orang. Masing masing ada tugasnya. Ada yang tugas jaga anak. Lain yang tugas nyuci dan seterika. Ada pembantu yang bantu kepasar dan memasak,serta ada pembantu yang menyediakan minuman dan membersihkan sepatu ,rumah dan sebagainya.

Serasa hidup dialam lain,maka rasa ego menguasai diri saya. Suatu waktu kami diundang makan malam dirumah pemilik Lippo grup di Karawaci. Disinilah baru mata hati saya terbuka lebar lebar, ternyata orang yang termasuk dalam daftar terkaya di dunia ini, sangat rendah hati dan tak sedikitpun menampilkan pencapaian pencapaiannya yang luar biasa. Bahkan :”Putra Mahkota”nya pun dengan sangat santai bercerita pada kami, seakan sahabat baik,padahal dibandingkan keluarga ini, maka apa yang saya capai tidak ada apa apanya.

Baca juga :  Waspada! Scammer Cinta Made in Indonesia

Sepulang dari kunjungan kesini, ada sesuatu yang sangat berharga yang saya bawa pulang. Bukan oleh oleh cindera mata, tetapi pelajaran yang sangat berharga, bahwa rendah hati adalah jembatan menghubungi sebuah persahabatan.

Kunjungan lainnya
Kemudian saya dan istri diundang oleh Sultan Hamengku Buwono ke X di Keraton. Sebuah apresiasi yang luar biasa, karena biasanya orang mencari jalan untuk bisa masuk ke Keraton dan berkenalan dengan Sri Sultan, tapi kami malah diundang..

Kami diterima dengan begitu ramah. Tidak ada sikap formal sebagai orang nomer satu di Yogya. Kami diterima sebagai seorang sahabat. Ditemani minum teh hangat, sambil berbincang bincang selama hampir tiga jam! Bayangkan seorang Sultan menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk menemani kami mengobrol selama 3 jam. Unbelieveable…sesuatu yang hampir tidak bisa dipercayai. Namun ini adalah sebuah kenyataan dan sekaligus pelajaran amat berharga bagi saya pribadi.

Sebuah Contoh Lagi
Saya berkenalan dengan Pak Sudhamex. Relatif masih muda dan penampilan sederhana. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa sosok yang ada bersama saya selama berjam jam dan berkali kali, ternyata adalah salah satu dari CEO Terbaik Dunia dan menerima Award di Montecarlo beberapa tahun lalu.

Baca juga :  Hujan

Saya juga sama sekali tidak menyangka bahwa sosok sederhana ini adalah salah seorang terkaya di Indonesia . Bahkan kalau tidak salah juga masuk rangking terkaya di dunia, entah nomer keberapa ,saya tidak hafal lagi. Suatu pukulan telak lagi bagi diri saya pribadi, bahwa apa yang selama ini saya anggap :”pencapaian “ saya, dibandingkan dengan tiga sosok yang saya kemukakan dalam tulisan saya ini ,diri saya menjadi tidak ada apa apanya. Satu lagi proses pembelajaran diri bagi saya.

Mengubah Sikap Mental dan Bersahabat dengan Semua orang
Sejak saat itu, saya secara bertahap ,mampu mengubah sikap mental saya secara penuh . Perubahan sikap mental, secara langsung ataupun tidak ,mengubah juga sikap saya dalam hidup keseharian. Bersahabat dengan semua orang ,menjadi suatu kebahagiaan bagi saya dan keluarga. Tanpa memandang latar belakang suku, agama ,pendidikan dan latar belakang sosialnya. Saya bisa bercerita dengan sangat santai dengan seorang sopir dan bisa bercanda dengan anak anak ,serta berusaha akrab dengan siapapun.

Pelajaran Hidup Mampu Mengubah Prilaku
Salah satu kerinduan hati saya adalah bisa bersahabat dengan siapapun. Karena itu saya mulai aktif di facebook dan dibeberapa blog media sosial. Apa yang saya cari adalah :”Persahabatan” dan sama sekali tidak memperhitungkan materi.

Semoga tulisan kecil ini, ada manfaatnya untuk dibaca dan diharapkan lebih jauh menjadi inspirasi dan motivasi ,bahwa hidup dengan rendah hati ,sesungguhnya menjadi kan hidup kita lebih indah dan damai.

Perth, 06 Juni, 2014
Tjiptadinata Effendi

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. Tulisan yang sangat menginspirasi Oom Tjipta, hehe..arogansi itu memang seperti parfum yg harus dikenakan ketika orang-orang merasa kecukupan.. terkadang baru ‘pas-pasan’ saja aksinya sudah kaya konglomerat..rendah hati sulit dilakukan oleh orang yg kaya secara materi, tetapi orang yg kaya hatinya mudah berteman dengan siapa saja.. pengen kaya oom Tjipta..tapi saya belum ekspor apa-apa nih?? bwahaha.. jadi memang ngga ada alasan untuk arogan…haha..https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif

  2. Tulisan yang menginspirasi sekali, rendah hati bukan berarti rendah diri, ya kan Om Tjipta… salam sukses selalu…

  3. Tulisan yang inspiratif, Pak Tjipta. Terima kasih sudah berbagi. Salam https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif

  4. Suatu sikap yang sudah menjadi keseharian Pak Tjipta, jadi tulisan ini bukan sekadar teori, bukan begitu, Pak:)https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif