Baik-Buruk, Buatan Manusia

bayi2

EKS pemabuk itu masuk masjid, disinisi jama’ah lain. Ia tak grogi, ia percaya diri. Masuk-keluar tempat ibadah, normal-normal saja. Tak malu dengan sindiran-sindiran beberapa jama’ah. Pulang ke rumahnya, dicibiri dan dioloki lingkungannya. Ada yang berbisik-bisik, satu sama lain. “Hei, pemabuk itu ke masjid”, ejek seseorang.

Mantan pemabuk itu, di rumahnya. Disambut istri dengan sangat keibuannya. Ibu ini girang, suaminya menyasar kehidupan baru, spirit baru, manusia baru dan langkah spektakuler. Tobat.

Bekas pemabuk ini, belajar jadi imam di rumahnya, imam sholat, imam buat istrinya, anak-anaknya, imam dalam bekerja yang benar, imam dalam bertutur kata, imam dalam segala aktifitas.

“Papa, jaman ini susah”

“Maksud mama”

“Ia, mama diejek-ejek tetangga soal berhentinya papa dari kebiasaan lama”

“Hahaha.. dengerin saja ma. Pasti ada hal yang baik-baik dari ejekan tetangga”

“Iya papa”

Baca juga :  Kualifikasi Piala Asia - Indonesia Kalah Tipis dari China

***

“Ke masjid Pak?”

Tanya seseorang ke mantan penjahat itu, dia hanya mengangguk. Spirit sadarnya menggelora. Tak kenal cibiran, tak paham cemoohan. Lha, buatnya. Ke masjid itu mudah, yang susah itu menahan sabar, sabar akan kelakuan-kelakuan sesama. Dulu, saat jadi pemabuk, ia disegani. Tak mudah orang menyapanya, semua pada takut, dihindari dan diberi jalan jika lewat.

Tak ada orang berani bertanya: “Ke tempat mabuk Pak?”. Sambil mikir, bapak itu berdialog dengan dirinya: “Sekarang orang-orang tidak takut ke saya. Dulu waktu saya masih aktif mabuk-mabukan, orang pada keder ke saya, segan dan hormat. Sekarang, saya mau insyaf, mau nyadar, mau tobat, mau jadi orang baik-baik. Malah, saya diejek-ejek, ditertawai, dicibir”.

Ia memutuskan untuk kembali ke kebiasaan lama, minum dan mabuk-mabukan lagi. Seorang sesali atas kembalinya bapak itu ke habit lama, seseorang itu lebih sesali lagi atas perlakuan masyarakat padanya. Ia kembali ke zona hitam karena tak disambut masyarakat untuk kebaikan, ia ingin baik namun masyarakat tidak welcome. Orang itu berkata : “Manusia yang mau baik, atas keinginan sendiri. Manuisa jadi tambah buruk atas keinginan lingkungan”. Iya, manusia yang terjatuh itu butuh uluran tangan yang baik, juluran kalimat yang menguatkannya. Tapi itu ia tak jumpai, padahal mereka (konon) orang baik-baik.

Baca juga :  1xBet Az 1XBET Qeydiyya

Pemabuk itu tak lulus ujian kesabaran, pulalah masyarakat gagal dalam ujian kebaikan orang lain. Tidak lulus ujian menerima seseorang yang bertobat. Keduanya gagal total. Keduanya kekanak-kanakan. Dan, kembali bapak pemabuk itu dan keluarganya berantakan. Itu buatan masyarakat, bukan?

ilustrasi gambar: katerivonstealsnew.lifeblogspot.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. Ini intinya karena manusia masih membebani dengan masa lalu, padahal hidup adalah hari ini…