Cara Jitu Kenali Watak

adventureSemasa kecil dan remaja, saya bukan tipikal anak gunung. Mungkin lebih tepat dikatakan tipikal ‘anak manja.’ Tipe yang buka mulut lalu apa yang saya inginkan datang sendiri. Waduh! Ajaib! Untung sekarang saya sadar, yang bisa begitu hanya tukang sulap. Tidak ada hasil tanpa upaya dan jerih-payah. Pada usia 28++ (plus pajak; plus service charge) seperti saat ini banyak pelajaran yang saya petik dan saya simpan baik – baik dalam memori. Karena tipikal anak manja, saya jarang ikutan acara yang model bekpeker, travelling, wanalana, naik gunung lan sak panunggalane. Pernah sekali semasa SMP ikutan kemping PMR, sekali – kalinya. Lalu SMA terpaksa ikutan perploncoan. Naik truk dst. Menurut saya sih, humiliated. Manusia kok disamakan dengan kambing!

Tapi seperti yang saya katakan. Karena semasa kecil dilarang oleh ibu dan menganggap bahwa kegiatan outdoor = melelahkan = kotor = jijik = nggak manusiawi; saya merasa mindset saya jadi sempit. Saya tidak mampu melihat keseluruhan gambar di kehidupan. Mudah – mudahan belum terlambat, tapi akhir – akhir ini saya putuskan untuk sedikit lebih rajin travelling. Mengenal alam dan mengenal manusia lebih baik lagi. Wait,…jelajah alam kok mengenal manusia lebih baik lagi? Apa hubungannya? Nah, ini metode baru yang saya temukan tentang pengenalan watak orang. Swear- ta kewer-kewer.. Ingin tahu watak orang lain? Ikutlah trekking, jelajah alam, naik gunung, dst! Dari situ akan terlihat ‘keaslian’ watak orang.

Tadinya saya merasa aneh dan tak percaya bahwa jelajah alam (jelajah alam ya, bukan jelajah hotel! Kalo nginep di hotel berbintang mah percuma… ), dapat digunakan untuk mengenali watak orang. Tapi beneran ternyata bisa banget! Semasa sekolah memang hanya beberapa kali saya ikutan travelling, bekpeker. Namun semenjak dewasa, cukup sering saya bepergian tipe bekpeker dan budget. Soalnya kalau saya harus nunggu tour yang eksklusip rasanya nggak akan sampai kemana – mana. Pun, hanya boros menikmati kemewahan yang sama dengan sajian hotel – hotel bintang lima yang di Jakarta juga banyak. Yang penting ada duit, tinggal pesan. Tetapi travelling dengan tipe wisata alam dan budaya sedikit berbeda. Karena sifatnya yang budgeted, maka segala hal disederhanakan dan focus kepada budaya serta alam saja. Bukan luxury atau kemewahan.

Baca juga :  Neng Geulis Nyaris Menjual Perhiasan Demi “Bule Palsu” Alias Scammer

Beberapa kali pergi jelajah alam, ada kalanya kami harus melakukan trekking atau jalan jauh, bisa satu jam atau lebih. Berjalan berkilo-meter entah medannya datar, naik-turun. Bisa jadi tanahnya kering, bisa jadi tanahnya licin dan berlumpur setelah hujan. Namun hal yang sama selalu muncul dan menarik untuk saya amati. Sifat manusia! Yup, sifat manusia beragam dan beraneka dalam kegiatan trekking atau backpacker seperti itu. Apa menariknya? Sifat asli dari orang – orang sangat terlihat. Jadi buat saya hal ini menarik untuk dicermati. Saking menariknya, menurut saya seseorang yang akan memutuskan menikah. Ada baiknya jelajah alam terlebih dahulu. Demikian pula untuk merekrut pegawai yang baik dan loyal, boleh juga digunakan metode jelajah alam sehingga HRD memiliki pertimbangan mengenai watak – watak manusia.

Memangnya bagaimana sih watak manusia ketika mengikuti trekking atau jelajah alam itu? Ini miturut pengamatan saya pribadi. Boleh disetujui — boleh disanggah. Bisa benar — bisa juga salah. Karena ini hanyalah kesan pribadi.

  • Egois dan tidak mau kalah

Ini adalah sikap yang paling sering. Ingin nomor satu tiba di tujuan, sehingga tidak mau menunggu teman lain yang lebih lelet atau lambat dalam berjalan. Padahal bisa jadi yang lambat karena faktor sakit, usia dst. Orang yang justru butuh untuk ditemani, malah ditinggal.

  • Meninggalkan kawan

Ada kawan lain yang lebih gesit dan asyik, lalu kawan yang tidak asyik ditinggalkan saja dibelakang. Suka – suka tokh nanti akan bertemu lagi di titik akhir perjalanan. Ngapain jalan bareng orang yang lelet atau ngga asyik diajak barengan?

  • Mengacuhkan orang yang tidak disuka
Baca juga :  Haramkah Memilih Pemimpin Non Muslim ?

Ada teman yang kurang disuka dalam rombongan. Maka ajang seperti ini menjadi tempat yang pas untuk nyuekkin teman tersebut. Lagian udah tahu gue enggak suka kenapa dia ikutan? Salahnya sendiri kalo dicuekkin. Nah lho,…

  • Pemimpin Tegas vs Lunak

Ini adalah sikap pemimpin rombongan dalam trekking atau perjalanan jelajah alam. Mencengangkan, tapi saya pikir dalam jelajah alam, hal -hal yang sifatnya tegas memang dibutuhkan. Butuh orang yang menentukan dengan tepat jam berapa harus jalan dan jam berapa harus tiba. Arah mana yang hendak dituju dan mana yang dihindari. Penting! Mengapa? Karena sifatnya urgent/mendesak dan vital. Salah mengambil arah bisa tersesat dan menghadapi kesulitan di alam bebas.

Sifat buruk saja yang nampak di perjalanan jelajah alam? Engga dong, banyak yang memiliki sifat baik dan mulia justru sangat terekspose pada sebuah perjalanan semacam ini. Nah sifat seperti apa? Lagi – lagi ini pendapat saya,..

  • Kepemimpinan

Sifat ini muncul dari orang yang mungkin justru bukan pemimpin. Tetapi ia dipercaya dan disukai oleh anggota lainnya. Karena sifatnya mengayomi. Seperti menghitung jumlah anggota rombongan, berapa didepan dan berapa dibelakang. Siapa mengalami kesulitan apa dan dapatkah ia menolong?

  • Penolong

Orang yang bersifat penolong akan lebih memperhatikan keselamatan dan kebersamaan daripada hal lainnya. Ia akan menuntun dan menunggu orang – orang yang sakit, tertinggal atau kelelahan di belakang. Sifat seperti ini berlawanan dengan sifat egois yang mementingkan tiba terlebih dahulu di tempat tujuan ketimbang memperhatikan siapa – siapa yang masih tertinggal

  • Pemaaf

Sifat baik lainnya yang nampak dalam perjalanan semacam ini adalah besar hati dan pemaaf. Sekalipun ada beberapa orang yang sikapnya mengecewakan, si pemaaf akan berusaha memaafkan dan tidak mempermasalahkan. Sekalipun ia ditinggal, tertinggal ataupun dilupakan oleh kawan seperjalanannya. Baginya terpenting ia dan semua rekan lainnya tiba dengan sehat dan selamat.

Nggak percaya? Coba deh ikut jelajah alam!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. Jeng Winda, itu sebabnya dalam mencari pemimpin biasanya melalui proses LDK dan kegiatan outdoor, tujuannya tak lain untuk memilih yang terbaik dari kandidat baik yang ada.