Dicari Yang Enak !

Dua orang sahabat saya, sebut saja Agus dan Liana. Keduanya pasutri. Terus memberi masukan kepada saya agar membuat blog pribadi. Padahal berulang-kali saya mengeluhkan alasan pribadi berupa rasa malas dan enggan untuk memelihara blog. Menurut saya kehidupan di dunia maya sudah sangatlah menyibukkan, sehingga terkadang orang melupakan kehidupan yang sesungguhnya. Sebesar apapun kecintaan saya pada dunia penulisan, saya keberatan jika harus sekian jam berada didepan layar komputer dan memelihara aneka blog atau lahan sosial media lainnya.

growNamun insting saya jadi menyala karena terus diingatkan oleh Agus dan Liana mengenai pentingnya memiliki blog pribadi. Akhirnya dengan enggan saya mengunjungi ‘pusara lama’ , blog yang saya create di tahun 2011 dan saya acuhkan selama setahun lebih. Isinya hanya sekitar 20-an naskah. Mengejutkan ternyata banyak juga pengunjungnya, terbukti visit mencapai 2100 orang. Bagi saya jumlah itu sudah cukup mengherankan untuk blog yang saya tinggalkan begitu saja dengan 20 tulisan buruk rupa. Lalu 20 naskah itu saya amati kembali. Astaga, bahasanya jadoel. Gaya penulisan terjebak seolah ABG terpaksa. Anda tahu maksud saya? Seorang wanita dewasa, memaksakan diri menulis blog. Lalu menulis dengan gaya ABG kesiangan, dengan bahasa yang masih lu-gue. Itulah saya! Membacanya saja geli dan malu. Apa yang sebenarnya hendak saya tuliskan?

Akhirnya selama dua hari saya bekerja keras memperbaiki blog lama saya, mengedit tulisan ABG tua (kayak lagu dangdut saja!). Pokoknya tulisan saya dimasa lalu jika tidak diedit, terasa bagaikan aib. Dengan ketekunan akhirnya blog itu saya hidupkan kembali dengan nama baru; menggunakan nama saya. Sekarang timbul masalah baru. Menurut teman saya, sebaiknya saya menulis blog pribadi dan menautkannya pada ketikketik. Saya tahu facebook dapat membuat tampilan semacam blogroll, atau entah apa namanya. Sehingga ketika sebuah link ditautkan ‘penampakan sepintas’ dari blog tersebut akan muncul. Di ketikketik saya coba melakukannya. Sayangnya gagal. Entah memang media ini tidak bisa berlaku demikian. Entah saya yang gaptek dan tidak tahu caranya. Perihal ketiga yang muncul lebih aneh lagi. Ternyata,… saya sulit memulai menulis pada blog pribadi. Karena saya tidak tahu dan tidak sadar, siapa para audience-nya? Memang ada yang visit membaca, namun serupa hantu saja layaknya. Tidak meninggalkan pesan, boro-boro berkenalan.

Baca juga :  Baru Nyadar, Kita Ditertawakan

Akibatnya menulis di blog pribadi menjadi sangat formal. Karena saya tidak mau bergaya lu-gue lalu orang anggap saya ABG tua, bwahaha... Saya coba menulis sedikit lebih formal lagi, namun terasa sangat garing dan tidak enak dibaca. Sepertinya tulisan saya kurang mengalir dari dasar jiwa. Cieee,.. Waduh… Bagaimana ini? Menulis menjadi sulit ketika,…tulisan itu adalah permintaan atau pesanan. Menulis juga menjadi sulit ketika niatnya menjadi pesohor atau orang kenamaan. Menulis juga sulit jika serba takut salah, menyinggung, kurang informatif, terlalu banyak katebelece. Dan segudang alasan lainnya yang menjadikan proses menulis tersendat – sendat seperti hi**us atau parah lagi terasa ‘bak sulit ke be**kang. Waduh! Begitu seriusnya saya menanggapi masalah media penulisan sehingga bingung sendiri. Maju-mundur dan tidak tahu harus menulis apa, dimana atau bagaimana.

Baca juga :  Mata Menatap Nanar

Akhirnya saya putuskan untuk mencoba menulis di dua media. Blog pribadi dan blog keroyokan ini, ketikketik. Ini juga media ‘sebelah’ sudah lama saya abaikan. Hingga saya benar-benar tidak lagi memiliki waktu, maka salah satu akan saya abaikan. Jujur ada kelebihan positif dari ketikketik dibanding semua media lainnya. Disini saya mengenal kawan-kawan. Walau sebagian juga hanya berkenalan lewat dunia maya. Namun setidaknya ada gambaran tentang perangai dan laku kawan-kawan semua yang santun dan menyenangkan. Cara saya bercakap menjadi sudah terpola dan terbiasa. Apa yang ada dalam benak langsung dituangkan dalam bentuk tulisan tanpa takut batasan atau mengecewakan. Semuanya serba lancar. Maka, untuk sementara saya akan mencari yang enak. Yaitu tetap menuangkan inspirasi kilat di ketikketik. Dan sekaligus kembali ke fitrah saya sebagai blogger yang saya abaikan sejak masa purbakala. Kini saya mulai lagi dengan menyiangi ladang dan benih blog. Walau lagi-lagi saya merasa aneh. Di blog pribadi itu bicara kepada siapa ya? Mampir ya kawan di www.josephinewinda.blogspot.com …. Untuk sementara PW, posisi wenak tetap berada di ketikketik!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. Ci Jo, bagi saya blog pribadi seperti blogspot itu sekadar buat arsip tulisan di berbagai blog aja hehhe…walau awalnya bertujuan untuk menarik banyak pengunjung juga. KAlau log pribadi kan kita bebas berkreasi, itu aja enaknya

    1. waduuuh tulisanku sih udah berhamburan dan berceceran nggak jelas. Sudah tidak tahu dan tidak ingat apa saja atau dimana saja saya menebarkan tulisan heheheh…makanya terima kasih sarannya — saya coba bikin arsip di blogspot… 🙂

  2. Iya bener banget, banyak untungnya kita punya blog pribadi, paling tidak kita punya yayang kedua, sebagai tempat dan wahana curtah hehe ..