Gosip

gosipRasanya sulit bibir ini untuk tidak bergosip dan tangan ini untuk menggosok kata demi kata biar tambah sip. Ada saja yang bisa kita jadikan bahan untuk bergosip ria dan jeleknya itu adalah soal keburukan orang lain.

 

Mengapa keburukan atau kesalahan  menjadi hal yang paling menarik? Karena dengan membicarakan keburukan dan kesalahan seseorang kita ingin mengukuhkan diri bahwa kita yang baik dan benar. Itu sebabnya ketika kita bicara keburukan orang lain tanpa perlu merasa bersalah. Sebaliknya masih bisa tertawa – tawa.

 

Padahal masih ada dalam ingatan kalau kita diajarkan untuk menyembunyikan kesalahan dan menonjolkan kebaikan seseorang. Tidak baik membongkar keburukkan Tetapi kehidupan mengajarkan kita untuk bebas membuka kejelekan seseorang dan menyembunyikan kebaikannya.

 

Sering kita dengar ada yang berkata,”Ini sebenarnya rahasia loh, jangan bilang ya kalau saya yang cerita!” atau “Ini rahasia loh, jangan cerita lagi ke siapa – siapa ya!” Begitu seterusnya sambung – menyambung akhir tahu orang satu kampung.

Baca juga :  Aida Jatuh Cinta pada “Bule Palsu” yang Mengaku Manager Central Bank Of Iran.

 

Seperti kemarin, pagi – pagi asyik kumpul dengan beberapa rekan kerja. Entah dari mana awalnya tiba – tiba salah satunya berujar,”Kemarin Bu Anu curhat loh sama saya urusan rumah tangganya. Cuma dia bilang jangan cerita sama siapa – siapa lagi.” Selanjutnya bla … bla …bla ..dan seru. Lalu kita ini memang bukan siapa – siapa? Betul juga bukan orang penting.

 

Begitulah, padahal seorang kawan sudah mempercayakan rahasianya kepada kita dengan mau bercerita demi untuk meringankan beban hidupnya. Tetapi dengan ringan pula kita menceritakan, sehingga bisa menjadi beban yang mendengarnya. Timbul prasangka buruk terhadap yang menjadi obyek cerita.

 

Sudah jelas – jelas diingatkan, jangan cerita pada siapa – siapa tapi tetap saja diceritakan. Mungkin berpikir yang diceritakan tidak tahu ini. Nah, kalau saya menuliskan ini, masalah rekan yang bercerita itu mungkin lupa berpesan, agar saya jangan menuliskannya. Jadi tak apa – apa, kan? Aman, jadi tidak perlu ada beban dan merasa bersalah ha ha ha ….

Baca juga :  “Profesi Ibu” Sebuah Renungan

 

Menjaga hati dan mengendalikan diri untuk tidak gampang menceritakan keburukan seseorang itu memang tidak mudah. Gatal rasanya mulut ini kalau tidak segera menjadikan  sebagai bahan pembicaraan. Tangan juga kadang iseng untuk menjadikannya sebagai bahan tulisan.

 

Mungkin masih ada baiknya bila menceritakan kejelekan orang lain itu dapat mengambil hikmah sebagai pembelajaran. Sayangnya semua lebih untuk menjadi bahan gosip dan mengumbar tawa.

 

Gosip rupanya sudah menjadi gaya hidup rupanya, makanya berlomba – lomba menyebarkan gosip. Gosip yang semakin buruk tentang seseorang akan dianggap semakin bernilai menarik perhatian. Wah…

 

Dalam keadaan demikian yang namanya belajar mengendalikan diri dan menjaga hati menjadi sesuatu yang berarti bagi nilai kehidupan kita. Begitu juga menjaga kesadaran agar tidak terjerumus dalam pembenaran. Ketika sudah melakukan kesalahan tetap saja merasa sudah benar.

sumber gambar : ureport.news.viva.co.id

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Konon Bro. disebutut GOSIP karena semakin digosok semakin sip….nah kecenderungan kita selalu menggosok dan memanaskan suasana, sehingga kalau terjadi hurru-hara justru pelaku tadi tertawa dan merasa sukses. Jarang kita yang mau belajar dari kesalahan orang lain untuk memperbaiki diri atau setidaknya berpikir untuk tidak ikut jatuh. Selamat berakhir pekan…