Kalau Hati Senang, Makan Nasi Kucing Juga Enak

nasi kucingKalau Hati Senang, Makan Nasi Kucing Juga Enak

Sudah lama saya mendengarkan bahwa ada yang namanya “Nasi Kucing’.Pada awalnya saya pikir,nama ini mungkin hanya sebuah joke atau candaan.Kesempatan Pulkam atau pulang kampung,dari Australia kembali ke tanah air.seperti biasanya kami sudah terjadwal untuk berkeliling dari satu kota ke kota lainnya. Kemarin dalam kunjungan keberbagai kota,saya juga menginap di Yogya. Saya ingin mencoba,apa yang dinamakan nasi kucing dan bagaimana pula rasanya. Padahal sebenarnya Yogya sudah saya kunjungi berpuluh puluh kali.
Ternyata di hampir setiap sudut kota Yogya.terutama di wisata kuliner lesehan,tersedia nasi kucing dalam berbagai variasi ,baik menu yang terdapat dalam kemasan,maupun harganya yang bersaing antara seorang penjual dengan yang lainnya. Ada yang memasang tariff Rp.1.500,– dan malahan ada yang Cuma Rp.1.000,– . Secara spontan pikiran saya melayang ke negeri Kanguru,karena kami lama domisili disana. Kalau dikalkulasikan,berarti hanya senilai 10 cent dollar .Padahal disana orang tidak mau membungkukkan badannya untuk memungut coin 10 cent yang tergeletak dilantai.
Nasi Kucing itu ternyata enak .
Saya pesan 2 bungkus nasi kucing ,dengan beda hargaanya,yaitu Rp.1000,– dan Rp.1.500,–Dikemas sangat sederhana dengan selembar daun pisang. Di bagian dalam masih dilapisi dengan sepotong daun pisang .Nasi putih segenggam orang dewasa dan ada kombinasi : teri yang sudah disambal dan ditumbuk,irisan telur dadar,irisan halus daging goreng dan beberapa irisan bawang goreng. Secara keseluruhan tampak apik dan bersih. Saya coba sesuap..hmm ternyata enak dan dalam waktu tidak sampai 5 menit bungkusan nasi kucing yang bernilai Rp.1.500 – sudah berpindah dari daun pisang kedalam perut saya.

Baca juga :  Reuni Air Mata dan Tawa

 NASKAH NASI KUCING
Serasa belum kenyang,sekalian saya raih bungkus kedua yang berlabel:”Rp.1.000 . Isinya ternyata lebih sederhana: telur mata sapi dan beberapa sayatan dari buah labuh Siam,yang sudah disambal. Hmm ternyata juga cukup enak. Dan seperti bungkusan pertama,bungkusan kedua inipun bersih dalam waktu kurang dari 5 menit.
Sederhana dan murah,tapi enak.
Bungkusan yang sederhana dan bersifat alami,karena hanya semata mata dari daun pisang,tanpa tambahan plastic ataupun keras. Seggengam nasi dengan lauk pauk ala kadarnya,ternyata mampu menghadirkan kenikmatan .Yang tentunya tidak perlu kita bandingkan dengan makan direstaurant mewah ,yang sepiring harganya bisa 100 kali lipat. Mencoba menikmati makanan sederhana,ternyata mampu menghadirkan pencerahan dalam diri kita.bahwa untuk menikmati hidup, tidak harus menunggu menjadi kaya terlebih dulu. Dalam kondisi yang pas pasan ,kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati hidup. Seperti yang sudah saya lakukan.

Baca juga :  Apa Itu Press Release

Rasa Syukur Membuat Semuanya enak dan Menyenangkan
Hanya saja ada syarat lain yang harus terpenuhi untuk dapat merasakan nikmatnya makanan sesederhana nasi kucing ini,yakni kesehatan dan rasa syukur. Kami bersyukur karena diberikan kesehatan lahir batin ,sehingga dapat merasakan,bahwa nasi kucing juga nikmat untuk disantap. Dengan hanya mengeluarkan recehan 50 sen dollar ,saya sudah dapat menikmati 2 bungkus nasi kucing ,plus secangkir kopi dan masih ditambah sebungkus tempe goreng. Ternyata makan enak ,tidak perlu harus makan direstauran mewah.

Yogyakarta, 30 April, 2014
Tjiptadinata Effendi

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 comments

  1. Ya saya juga penasaran nih dengan yang namanya nasi kucing, Pak Tjipta hehhe tahunya porsinya dikit2 kayak makanan kucing gitu hehhe..iya pak kalau hati lagi senang saya makan pakai tahu aja nambah terus sampai berkeringatan hehhe

  2. aduh maaf Oom Tjipta, saya kok jadi tertawa karena baca bahwa Oom Tjipta sedang mencoba makan menu nasi kucing,… Suka gituh?? Waduh saya khawatir Oom Tjipta sakit perut..krn terbiasa makan salad dan spaghetti mendadak makan nasi kucing hehe…https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_wink.gif