Mendapatkan Pencerahan,Ketika di Ambang Maut

SAMSUNG DIGITAL CAMERACuplikan dari catatan harian saya

Sudah 3 hari saya terbaring di Rumah Sakit Mount Elisabeth di Singapore.
Tadi siang,dokter Specialis yang menangani, datang ke ruang dimana saya terbaring. Katanya ,dari hasil CT.Scan dan hasil observasi team dokter,mengambil kesimpulan,bahwa saya harus dioperasi lagi.
Sejenak saya dan isteri terpana. Tidak satu katapun keluar jawaban dari kami. Tenggorokan rasa terkunci. Dokter yang sudah setengah baya ini,agaknya maklum. Kami shock. Ia mengangguk dan mengatakan:” Oke,silakan anda berdua merundingkannya. Kalau anda sepakat,mohon formulir ini ditanda tangani sebagai persetujuan. Besok pagi rencananya operasi akan dilaksanakan…
Saya mengangguk dan menjawab:” Baik dokter” Dan dokter pamitan dan keluar ruangan.Saya memandang wajah istri saya dan bertanya :” Bagaimana baiknya?”Namun,istri saya tidak segera menjawab. Matanya berkaca kaca..dan ia berusaha menoleh kearah lain,agar saya tidak melihatnya menangis..
Kami berdua kembali terdiam..
Sesaat kemudian,istri saya ,memegang tangan saya dengan lembut dan berkata lirih;” Yah,kalau team dokter sudah ,mengambil keputusan begitu,sebaiknya kita ikuti saja.”Saya mengangguk lemah dan menjawab:” Oke…,kalau begitu ntar saya tanda tangani surat tadi yaa..”

Besok berarti adalah operasi yang ke empat kalinya..
Perasaan saya jadi tidak keruan. Berbagai bayangan menakutkan datang silih berganti. Sudah 3 kali saya selamat dari operasi,walaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Akankah operasi ke 4 ini saya akan selamat juga? Keringat dingin terasa membasahi leher dan kugenggam tangan istriku .
Berarti ketika besok pagi operasi dilangsungkan, istriku tidak ada. Karena jam bezuk dimulai jam 11 siang.Pikiran saya bertambah liar dan lari semakin jauh.. mulai mengandai andai ,bila tejadi sesuatu Tiba tiba beberapa tetes air membasahi lenganku.. Istriku tidak kuasa lagi menahan tangisnya.

.
Wajahnya pucat …
Saya tersentak dan menyesali diri…alangkah egoisnya saya.Sejak dari tadi hanya memikirkan diri sendiri. Saya takut ,saya cemas…. lalu apakah istri saya tidak takut dan cemas?
Apakah istriku tidak takut kehilangan saya? Mungkin kekuatiran dan kecemasannya sepuluh kali lebih besar dari diri saya.. Sungguh saya merasa amat bersalah..
Namun,bagaimana cara saya menghibur? Sungguh saya tidak tahu..Saya hanya mengenggam jari jari tangannya dan dengan perlahan mengatakan :” Sayang,tidak apa apa ,Jangan sedih ya.. Kembalilah ke hotel.ntar kemalaman. Besok datang lagi yaa..”
Ternyata kata kata yang saya maksud untuk menghibur ,malah menjadi pencetus meledaknya tangis istriku….Saya jadi merasa serba salah….menatapnya dengan perasaan gemuruh di dada,Beberapa saat kemudian.Istriku mencium tanganku dan pamitan …..Bagaikan tersobek sobek hatiku melihat istriku melangkah tanpa semangat meninggalkan ruangan .

Baca juga :  Kerlip Bintang

Dijenguk Dokter Anasthesi
Malam hari..seorang pria yang berpakaian dokter datang menjeguk,sambil memperkenalkan diri:” Good evening Mr.Effendi. I am dokter Zhu. ..dokter anasthesi .
Besok pagi anda akan di operasi. Dan saya harus mengatakan pada anda,bahwa operasi ini adalah yang ke 4 kalinya. Resikonya jelas lebih besar dari pada operasi terdahulu. Tetapi anda tidak usah kuatir ,karena akanditangani oleh team dokter terbaik se Asia . Anda akan baik baik saja. Sebelum operasi dilakukan,saya akan memberikan injeksi ,agar anda bisa tidur,selama operasi berlangsung. Jangan lupa mulai malam ini,anda tidak boleh makan apapun.”
Ia menepuk pundakku dengan lembut dan pamitan

Malam itu saya sama sekali tidak bisa tidur.. Semakin saya mencoba memejamkan mata,semakin bertubi tubi bayangan menakutkan itu datang dan datang lagi..Saya mencoba berdoa dan pasrah diri,tetapi jujur,saya tidak bisa menghapus ketakutan yang menghantui…Apakah kepercayaan saya kepada Tuhan sudah mulai luntur?
Tiba tiba saya teringat,semenjak usaha semakin maju,memang saya tetap berdoa,tapi rasanya doa saya hanya sekedar menjalankan kewajiban saja.,Tidak sama seperti ketika kami hidup melarat..Mungkin karena saya mabuk kesuksesan.sehingga uang mengaburkan mata hati saya,terhadap Tuhan… Makanya saya tidak bisa secara mendadak ,memaksa diri untuk pasrah…
Pikiran bolak balik dan simpang siur,menyebabkan saya amat letih dan tanpa sadar tertidur ..

KEESOKAN HARINYA
Saya terbangun ,ketika perawat datang…rupanya karena tidur sudah larut malam..pagi ini saya bangun kesiangan..”Mr.Effendi are you ready?”,kata perawat dengan ramah.
Saya cuma mengangguk ..“Okay,saya akan beritahukan dokter anastesi ya…”lalu berbalik.
Selang beberapa menit kemudian.dokter Zhu datang. Tersenyum ramah dan mengucapkan selamat pagi.. “Mr.Effendi,anda sudah siap? Saya akan memberikan anda injeksi,karena sebentar lagi anda akan dibawa keruang operasi”
Saya merasakan perubahan yang sangat besar dalam jiwa saya. Saat ini saya menyadari bahwa saya bukan siapa siapa. Saya di negeri orang, istri saya saat ini tidak ada di rumah sakit. Hanya Tuhanlah harapan saya. Perasaan yang persis sama,ketika kami dulu hidup melarat….
Saya memejamkan mata..”Tuhan ,kedalam TanganMu ,aku serahkan hidup matiku..Selamatkanlah aku,seperti berkali kali telah Engkau lakukan. Tetapi bukan maunya saya yang terjadi.melainkan KehendakMu ya Tuhan….amin”
Saya buka mata saya dan luar biasa,segala kegalauan hati saya ,tiba tiba lenyap…saya pasrahkan jiwa raga saya kepada Sang Pencipta..
Satu suntikan dan kemudian semuanya gelap…..

Baca juga :  How to take advantage of automated customer service software

SADAR DIRI.
Entah berapa lama tidak sadarkan diri ,sungguh saya tidak tahu….Tiba tiba telinga saya sayup sayup mendengar suara suara orang berbicara di dekatku,,Tapi siapa yang berbicara dan apa yang mereka bicarakan,sama sekali tidak tertangkap oleh indraku..Saya mencoba membuka mata perlahan lahan..dan kulihat istriku berada disamping tempat tidur,dimana saya terbaring.
Ia memeluk dan mencium tanganku dan kembali air matanya berderai, Tapi air mata yang sekarang,adalah air mata kebahagiaan. SAYA SELAMAT!Rasa syukur yang tidak mungkin diungkapkan dengan seribu bahasa. Betapa Mahabesarnya Engkau Ya Tuhan…Kami berdua bertangisan dalam rasa syukur yang mendalam…

Catatan :
Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga,justru disaat maut datang mengintai hidup saya.Operasi ini telah memberikan saya pencerahan,bahwa selama ini saya telah melakukan kesalahan besar:
Saya hanya memikirkan ketakutan diri sendiri- saya egois
Saya mabuk kesuksesan,sehingga doa hanya menggetarkan bibir ,bukan jiwa saya
Saya baru merasakan betapa indahnya karunia hidup itu,setelah dekat di ambang maut.
Sejak saat itu,saya mengubah sikap mental saya dan berjanji,untuk menjadikan hidup saya berguna,tidak hanya untuk istri dan keluarga,tetapi juga untuk orang lain.
Semoga cuplikan catatan perjalanan hidup saya ini,ada manfaatnya bagi pembaca.

Wollongong,08 Desember,2013
Tjiptadinata Effendi

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 comments

  1. banyak orang seringkali tidak menyadari, bahwa hidup ini sungguh sangat berharga, bagi kita dan terutama bagi orang orang disekitar kita.

    apakah untuk menyadarkannya mereka harus berhadapan dengan pintu gerbang kematian ?

    saya rasa dengan membaca artikel pak Tjipta diatas, sudah cukuplah bagi kita, setidaknya untuk mengingatkan bahwa hidup ini patut kita syukuri.

    Terima kasih pak Tjipta telah berbagi cerita https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Terima kasih Mas Admin. Merupakan suatu berkah untuk saya,andaikan tulisan saya ada manfaatnya bagi orang lain. Saya mencoba mengaplikasikan “Hidup berbagi” melalui setiap tulisan saya. Salam hangat dari jauh.

  2. Hemmmmmmmmmmmmmmmm
    Benar-benar penyadaran dalam
    Bibir berdoa, hati dan jiwa terbiarkan
    Salam Bang

    1. Terima kasih saudaraku ..ya,itu adalah sisi gelap kehidupan saya dulu …saya berusaha untuk menebus dengan melakukan apa saja yang kiranya bermanfaat bagi orang lain.Salam hangat

  3. Pembelajaran yang sangat berharga untuk hidup yang lebih baik lagi, semoga menjadi inspirasi bagi kami, Pak Tjip

    salamanhttps://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Terima kasih pak Kate,ya sama sama Pak..Kita saling belajar dan saling mengisi…Life is to share…hidup adalah untuk berbagi…salam sukses selalu

  4. Satu contoh untuk selalu bersyukur dan bisa menjadi semangat baru bagi kita semua

  5. Terima kasih Pak Piere..sudah berkenan mampir,salam hangat dari saya