Menjadi Penonton Televisi yang Idealis

 

 

Penonton yang idealis, mending [email protected]

 

Pengelola televisi sekarang ini tidak idealis karena acara-acaranya tidak edukatif dan menginspirasi. Itulah anggapan kita. Tak heran muncul banyak kritikan dan keluhan dari kita. Tapi menurut saya justru mereka idealis menghadapi kondisi penonton kita. Memproduksi acara yang disukai penontonnya. Bagaimana pun membuat stasiun televisi tujuannya lebih karena bisnis.

Buktinya sinetron kejar tayang dengan akting marah-marah sampai mata melotot atau sedikit-sedikit menangis masih belum hilang dari peredaran. Acara lawak atau hiburan dengan guyon ala melecehkan dan tabur tepung semakin menemukan bentuknya. Karena itulah acara yang selalu mendapat peringkat tinggi, sehingga mendatangkan banyak pemasukan dengan iklan yang mengantri.

Sebenarnya di berbagai stasiun televisi sepanjang hari sampai malam ke  pagi banyak sekali acara yang bervariatif menjadi pilihan. Kenapa justru acara-acara yang menurut kita tidak idealis dan berselera rendah tidak mendidik itu yang banyak ditonton?.

Baca juga :  Liga Inggris: MU Kembali Takluk di Old Trafford

Salah satu penyebab tontonan itu semakin heboh dan bikin penasaran karena selain karena sering diulas media mainstream, kita juga sering membahasnya di media sosial. Makin membuat penasaran orang lain meliriknya.

Sebaliknya acara yang mendidik dan menginspirasi serta bermanfaat bagi makna kehidupan malah kurang diminati dan jarang kita bahas. Jadi sekali lagi, pengelola televisi harus idealis menghadapi keadaan ini. Mereka pasti akan membuat acara yang disukai penonton. Karena itu memang tujuan mereka untuk meraup keuntungan sebagai pebisnis.

Baca juga :  Perempuan Perempuan Korban Scammer Cinta

Sejatinya kita sebagai penonton yang perlu idealis dalam memilih acara mana yang perlu untuk kita nikmati. Kalau mau jujur masih ada stasiun televisi yang acaranya edukatif, memberikan pembelajaran hidup, dan memberikan informasi yang sehat yang mungkin malah luput dari perhatian kita. Dimana  kita berkeluh-kesah pada acara yang tidak mendidik itu tapi dengan hati dongkol tetap menikmatinya.

Jadi bicara idealis, tentu standarnya berbeda antara pengelola pertelevisian dengan kita. Daripada kita menuntut mereka yang punya stasiun televisi mengikuti idealisme kita sebagai penonton, alangkah baiknya kita sendiri yang menegakkan idealisme   dengan memilih menonton acara yang menurut kita baik dan sehat dan menularkan ke keluarga kita. Pasti banyak pilihannya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *