Polemik Tank Leopard: Habibie dan Jokowi Ada Benarnya

 

Terus terang, saya sebelumnya ingin menunurunkan artikel mengenai perlunya Tank Leopard a24 untuk memperkuat Alutsista dinegara kita. Namun setelah saya amati, banyak juga para penulis yang menurunkan artikel serupa. Juga media lain yang mengangkat berita seputar Tank Leopard, salah satunya karena hal ini menjadi perdebatan kedua Capres kita di acara Debat Capres seri III.

Kemudian saya sempat berpikir, sejauh mana efektipitas penggunaan Tank Leopard dalam konteks memperkuat sistem pertahanan dan keamanan RI saat ini ?

Sejarah Perang Parit

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keberadaan tank sebagai bagian dari persenjataan militer, ada baiknya kita menelusuri sejarah perang dimana waktu itu tank pertama kali digunakan.

Konon, pada masa Perang Dunia Pertama, pernah terjadi sebuah perang yang diberi nama Perang Parit pada tahun 1916. Kala itu Inggris yang bersekutu dengan Perancis menyerang pertahanan Jerman di Heidelburg.
Sebelumnya Jerman bertahan dengan cara menyebar kawat berduri digaris depan dan menggali lobang memanjang semacam parit untuk berlindung dari serangan lawan. Pasukan Inggris dan Perancis merasa kwalahan juga, sebab sangat sulit melumpuhkan prajurit Jerman yang bersembunyi di dalam parit.

Oleh karena adanya kondisi seperti ini, kemudian Inggris mendesain sebuah kendaraan tempur berlapis baja yang mampu menerjang medan yang berlubang/parit dan tahan terhadap tembakan peluru lawan.

Inilah pertama kalinya kendaraan lapis baja (yang kemudian disebut tank) dikerahkan dalam peperangan dan berhasil mengalahkan lawan dalam pertempuran darat. Namun dalam perjalanannya, Jerman tak kekurangan akal, yaitu dengan memperpanjang parit yang dibuat, dan sedikit memperlebar menjadi sekitar 2 meter. Kendaraan tank generasi pertama dulu, tidak mampu melewatinya, hingga banyak sekali tank tank Inggris yang terjebak masuk lobang parit dan tak bisa lagi digunakan dalam peperangan. Yang terjadi kemudian adalah pertempuran jarak dekat antar kedua kubu. Para serdadu sudah tak sempat lagi menembak, sebab jarak antara kedua pasukan sudah sedemikian dekat. Mereka bertarung hanya dengan menggunakan bayonet, sangkur atau sekop yang ditajamkan ujungnya. Tentu saja perang ini sangat tidak efektip, dan menimbulkan ribuan korban prajurit yang tewas dari kedua kubu.

Karena kendaraan Tank telah terbukti kehebatannya, maka Jerman juga tak mau ketinggalan dengan membuat Panzer, kendaraan berlapis baja juga namun lebih ringan dan unggul dalam mobilisasi. Kendaraan tank hingga kini masih terus dikembangkan oleh negara Jerman, Rusia, Amerika, Inggris dll. sebagai peralatan militer yang lebih modern.

Tank digunakan pasukan militer untuk menyerang

Cuplikan cerita sejarah diatas saya maksudkan sekedar untuk memberi gambaran bahwa tank biasanya digunakan oleh kubu yang melancarkan serangan ofensif, ditengah tembakan peluru dari pihak lawan yang bertahan. Dimana ketika menyerang tetap bisa terus bergerak maju sebab terlindungi oleh kendaraan berlapis baja, sekaligus sebagai perlindungan bagi pasukan infanteri yang mengiringinya.

Tank cukup efektip bila digunakan untuk menyerang pada medan yang terbuka dalam kondisi jalan jelek sekalipun (tidak rata dan berlobang/off road), menyeberangi sungai kecil, medan berlumpur atau rawa.

Baca juga :  Tips Bangkit dari Kegagalan

Dan sebaliknya bila kondisi medan terhalang pepohonan dan semak belukar seperti di hutan, maka tank tidaklah efektip digunakan. Itulah sebabnya maka tank sangat diandalkan dalam peperangan yang terjadi kawasan negara arab dan timur tengah (irak,iran siria, lebanon dll).

Indonesia bukan negara penjajah

Lalu bagamana dengan Indonesia, terkait dengan pengadaan tank untuk memperkuat alutsista?
Negara kita adalah termasuk negara maritim/kepulauan, yang sebagian besar wilayahnya berupa perariran, dan tak memiliki kawasan padang pasir seperti di negara timur tengah, sehingga penggunaan tank leopard adalah tidak cukup efektip, sebagaimana alasan yang dikemukakan mantan presiden Habibie yang tidak setuju dengan pengadaan ratusan Tank Leopard dalam rangka memperkuat Alutsista.

Pernyataan senada juga disampaikan Jokowi dalam acara debat Capres serie 3, namun Jokowi lebih fokus ke arah berat tank yang dikhawatirkan akan merusak jalan dan jembatan yang dilaluinya.

Menurut pendapat saya, pernyataan Habibie dan Jokowi ada benarnya juga, tapi sangat disayangkan, sebab keduanya tidak memberikan penjelasan yang menyentuh kepada substansi mengenai keberadaan tank tank itu sendiri dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan nasional.

Maksud saya begini, negara kita ini bukanlah negara penjajah yang haus kekuasaan dan ingin memperluas daerah jajahan, bukan ?. Justru sebaliknya, negara kita selama berabad-abad mengalami betapa beratnya penderitaan rakyat sebagai negara yang terjajah oleh negara lain.

Oleh sebab itu sesuai dengan cita cita nasional yang termaktub didalam pembukaan UUD 1945, bahwa kita mengakui bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dengan demikian negara kita akan selalu menghormati kemerdekaan semua negara didunia, dan menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.

Disinilah prinsip negara telah diletakkan, yaitu Indonesia bukanlah negara penjajah, tetapi negara yang cinta damai.

Apa relevansinya dengan pengadaan Tank Leopard ?

Bila kita merunut kembali sejarah bagaimana kendaraan tank itu pertama kali dibuat, yaitu sebagai kendaraan militer untuk menyerang atau menduduki wilayah musuh, tentulah sangat bertentangan dengan tujuan negara kita yang cinta damai ini. Pun bila terjadi sebuah peristiwa yang merongrong kedaulatan negara, misalnya ada negara lain yang mencoba-coba masuk ke kawasan Republik Indonesia dan ingin menguasai sebagian wilayah negara kita, tentulah TNI dan rakyat tidak akan diam saja.
Segenap kekuatan militer akan kita kerahkan untuk memperahankan wilayah. Pengerahan kekuatan militer ini lebih bersifat defensif maksudnya adalah untuk mempertahankan keutuhan wilayah negara dari serangan musuh.

Mungkin kita bisa mengingat kembali sejarah, ketika pertama kali Belanda, memasuki wilayah RI dulu. Negara penjajah masuk melalui laut dengan menggunakan kapal besar(induk) dan menurunkan ribuan pasukan infanteri bersama puluhan kendaraan lapis baja. Belanda datang, menyerang dan langsung menguasai basis pertahanan kita. Mereka menggunakan tank untuk menyerang negara kita bukan ? Sedangkan kita hanya bisa bertahan, sebab waktu itu negara kita tak punya cukup kekuatan militer untuk melawan mereka. Sekali lagi disini yang saya tekankan adalah keberadaan tank sebagai kendaraan untuk menyerang.

Baca juga :  Mostbet aviator online casino En iyi bahisler ve büyük kazanç fırsatları!

Namun demikian bukan berarti kita tidak butuh tank sebagai kendaraan perang. Sebab tank juga bisa diperlukan terutama untuk melawan kekuatan infanteri musuh. Tetapi Tank Leopard adalah termasuk Main Battle Tank MBT), jenis tank besar dengan bobot dan persenjataan berat. Tentu penggunaan tank jenis ini juga harus sesuai kebutuhan dan medan, sebab selain tak mudah didalam pengiriman ke medan pertempuran, juga pergerakannya yang dinilai lambat.

Justru yang lebih diperlukan adalah seperti jenis tank yang dimiliki oleh kesatuan Marinir kita, yaitu tank amphibi. Tank tank amphibi yang lebuh ringan ini yang seharusnya diperbanyak selain perlengkapan senjata macam meriam dan kapal kapal perang untuk memperkuat persenjataan TNI angkatan Laut khususnya kesatuan Marinir untuk meningkatkan kemampuan TNI dalam melindungi seluruh wilayah negara kita yang terdiri dari banyak pulau.

Malaysia malah membeli persenjataan Anti Tank

Sebagai negara yang cinta damai, bukan berarti kita negara penakut. Sama sekali tidak. TNI tak akan sedikitpun memberi kesempatan kepada negara lain untuk memasuki apalagi menguasai sebagian wilayah negara kita. Namun lebih bijak seperti yang dilakukan oleh negara tetangga kita Malaysia, entah kebetulan atau memang sebagai jawaban atas rencana kita membeli ratusan tank dari Jerman, mereka justru sedang membeli Rudal/Roket anti tank Kornet-E buatan Rusia, juga rudal anti tank dari Afrika Selatan.

Dalam hal ini, Malaysia cerdik juga, mereka tak perlu mengeluarkan biaya tinggi dengan membeli tank tank yang harganya mahal untuk sekedar bertahan melawan serangan musuh. Cukuplah melengkapi pasukan infanteri mereka dengan persenjataan ringan semacam Kornet-E, namun kemampuannya sungguh dahsyat, sebab dapat melumpuhkan tank sekelas leopard sekalipun dari jarak jauh (3 – 5 km)

Tank banyak dilumpuhkan oleh serangan roket

Sebagaimana data peperangan yang saya dapatkan, bahwa pada banyak kasus penggunaan MBT seperti Tank Leopard (Jerman), Abrams (Amerika) dan Merkava (Rusia) oleh negara penyerang dalam perang di timur tengah, selalu dapat dilumpuhkan oleh negara/pihak yang bertahan, hanya bermodalkan Roket/Rudal semacam Kornet-E.

Sebagai tambahan informasi sbb :

1. Pada invasi ke irak tahun 2003 lalu, terdapat 20 tank Abrams milik tentara Amerika dihancurkan oleh roket Kornet-E bikinan Rusia
2. Pada perang antara Israel dan Hisbullah di Lebanon, 30 unit Merkava, tank andalan Israel buatan Rusia (setara dengan tank leopard) juga dilumpuhkan dengan senjata roket oleh pejuang Hisbullah.
3. Dalam perang Siria, sebanyak 200 unit tank berbagai jenis, berhasil dihancurkan juga hanya dengan menggunakan senjata rudal dan basoka.

Hal ini sesungguhnya memberikan gambaran bahwa didalam medan tempur, kendaraan berlapis baja seperti tank sekelas Leopard pun dapat dengan mudah dapat dilumpuhkan hanya dengan menggunakan persenjataan ringan.

Jadi seberapa pentingkah pengadaan Tank Leopard A24 untuk segera didatangkan dari Jerman dalam menunjang Alutsista?

Saya serahkan kepada anda untuk menilainya.

Salam

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *