Tips Bangkit dari Kegagalan

stock-vector-never-give-up-grunge-rubber-stamp-on-white-vector-illustration-159967418(ORI)Tips Bangkit dari Kegagalan.
Dalam perjalanan hidup,hampir setiap orang pernah mengalami kegagalan.Usaha yang baru saja dibangun,mengalami kerugian,sehingga harus tutup buku. Keinginan yang mengebu gebu untuk mengubah nasib ,dari seorang karyawan ,menjadi pengusaha,ternyata karena tidak ada pengalaman sama sekali,merugi terus.Sehingga bukan saja menghabiskan seluruh modal ,bahkan meninggalkan utang yang cukup banyak.
Atau sedang maju majunya usaha,tenyata toko atau kedai yang dimanfaatkan sebagai tempat usaha,harus dibongkar paksa,karena masalah perijinan. Atau mungkin juga kesuksesan yang sudah di raih dengan berkerja keras selama belasan tahun,tiba tiba mengalami kendala,sehingga harus ditutup.
Penyebabnya bisa beragam:
01.Mabuk kesuksesan
02.Kesalahan management
03.Korupsi dalam Perusahaan
04.Musibah Banjir/kebakaran
05.Kena Tipu
06.Penghianatan
07.Faktor X

Apapun alasannya, hasilnya sama,yakni : “KEGAGALAN”
Adakah seseorang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya? Ada kata kata bijak atau the wisdom words yang mengatakan:” If you do no wrong, means you do nothing”. Artinya ,orang yang tidak pernah berbuat salah,adalah orang yang tidak melakukan apapun di dalam hidupnya.
Meratapi kegagalan,tidak akan mengubah apapun ,malahan akan memperburuk kondisi . Maka satu satunya jalan terbaik adalah mulai membangun kembali dari puing puing keruntuhan ini. Tidak mudah memang,tetapi kita tidak punya pilihan lain.

Pengalaman Pribadi
Berbicara tentang teori,tentu tidak perlu di tuangkan dalam bentuk tulisan,karena pada jaman milineum ini,segala macam teori bisa diperoleh dengan sangat mudah ,dengan “klik”di google. Dan semuanya serba gratis dan lengkap. Oleh karena itu ,saya menuliskan sesuatu yang berbeda dari teori,yaitu pengalaman pribadi sendiri.

Setelah lama hidup menderita,akhirnya setelah kerja keras bertahun tahun,saya bersyukur dapat melewati semuanya .Dari seorang penjual kelapa di pasar kumuh,dibelakang hari saya menjadi seorang pengusaha. Tepatnya seorang Eksportir Kopi.Hidup kami berubah total. Dari tinggal di pasar kumuh ,saya sudah membangun sebuah rumah permanent di kawasan elite kota Padang,yaitu di komplek Wisma Indah. Sebuah rumah permanent ,diatas tanah seluas 1.400 meter persegi. Lengkap dengan kolam renang pribadi,taman dan pavilion yang berlantai 3,tempat kami bisa bersantai ria,memandang ke laut lepas,di senja hari.

Namun,hidup itu bersifat dinamika,bergerak dari satu sudut ke sudut lainnya dan dari waktu kewaktu.Tidak ada yang pasti di dunia ini,kecuali setiap manusia yang hidup,suatu waktu entah suka ataupun tidak,akan kembali ke hadirat Sang Pencipta.

Baca juga :  What Is Double-Entry Bookkeeping? A Simple Guide for Small Businesses

Suatu hari, uang hasil pengiriman barang sebanyak 65 ton,yang saya kirim ke Singapore,tidak dibayar oleh sahabat saya . Berkali kali saya hubungi tetap tidak bisa,Bahkan ketika kami datangi di Singapore,orangnya sudah tidak berada disana lagi.Belum lagi saya dapat menenangkan hati dari pukulan berat ini,ternyata dalam waktu waktu yang berdekatan, orang yang sudah saya anggap sebagai anak sendiri,melarikan uang perusahaan,yang total keduanya berjumlah sangat besar.

Maka ibarat pohon yang baru mulai berbuah,yang tercabut dari akarnya,dalam waktu singkat perusahaan saya tumbang.Saya jatuh sakit ,karena merasa ditusuk luar dalam. Hasil kerja keras selama hampir 10 tahun,dalam waktu satu tahun.habis karena ditipu dan dilarikan oleh sahabat baik saya dan satu lagi orang yang sudah kami anggap sebagai anak sendiri. Semakin hari ,sakit saya semakin parah,sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Saya bersyukur ,istri saya selalu mendampingi dan mengingatkan saya,bahwa yang sudah terjadi tidak bisa diubah lagi. Kami harus bisa bangun kembali..Akhirnya sebelum semuanya terlambat,saya sadar diri,bahwa merenungkan kegagalan dan meratapinya,tidak akan mengubah sesuatu,malahan menciptakan masalah baru bagi keluarga. Maka saya memutuskan untuk bangun dari keterpurukan ini.

Mulai Bangkit:
Dalam kondisi yang masih sangat lemah,saya menguatkan hati untuk bangun dari mimpi buruk. Sekali lagi bersyukur,istri saya senantiasa memberikan dukungan moril dan menyemangati saya.

Langkah yang dilakukan:
Pertama : mendata ulang seluruh utang piutang
Kedua : mendata seluruh inventaris yang bisa dijual.
Ketiga : menyelesaikan utang piutang pribadi
Keempat : focus pada Kredit kami di bank.

Kami menjual beberapa kapling rumah dan tanah yang dibeli sebagai inventaris jangka panjang. Menghentikan secara total seluruh rencana berlibur keluar negeri. Menjual mobil sedan dan hanya menyisakan sebuah mobil Kijang. Kami datangi bank kreditur dan menjelaskan bahwa kami kena musibah dan mengajukan permohonan ,agar untuk sementara ,agar bunga bank dihentikan,agar kami bisa mengangsur utang kami. Tidak serta merta ,permohonan kami dikabulkan,karena pimpinan cabang ,harus minta ijin kepada kepala wilayah. Karena selama bertahun tahun,kami tidak ada masalah dengan kredit,kami bersyukur,permohonan kami dipenuhi. Berarti ada keringanan.

Baca juga :  Manusia Tanpa Cinta?

Volume ekspor saya perkecil,sesuai dengan sisa modal yang dikumpulkan dari hasil penjualan rumah dan tanah, Namun niat dan keinginan untuk bangkit dari keterpurukan ini ,ternyata tidak mudah. Disamping perasaan galau dan sedih,yang jelas masih menjadi mendung yang senantiasa menutupi hati, masih harus menahan hati,karena pola hidup kami ,total berbeda. Kami tidak bisa lagi setiap week end mengundang teman teman makan dirumah. Dengan berat hati,bung sopir kami yang sudah bertahun tahun bekerja ,harus kami berhentikan,karena tidak mampu lagi membayar gajinya. Begitu juga dengan karyawan dan tenaga buruh di bagian produksi ,terpaksa kami kurangi ,sehingga tersisa hanya sekitar 10 orang saja. Memberhentikan mereka,tentunya tidak tega,seperti melepas ayam,tapi kami harus menyangoni mereka,sehingga selama mereka belum dapat lowongan pekerjaan baru,mereka masih bisa bertahan hidup. Berarti pengeluaran uang yang cukup besar,

Mengubah Gaya Hidup
Perubahan pada system dan organisasi perusahaan,mau tidak mau,terbawa pada perubahan gaya hidup pribadi. Saya harus tegar. Kalau selama ini ,istri saya kepasar untuk berbelanja,selalu diantar dan ditemani oleh sopir, Tapi sejak saat itu.saya harus mengiklaskan istri saya Lina menyetir ,berbelanja di pasar dan mengangkat barang bawaan sendiri.
Hobbi kami berenang di laut dan memelihara ikan hias,juga kami hentikan. Termasuk acara menonton di bioskop bersama anak anak di setiap akhir pekan ,juga ditiadakan.

Menjalani hidup ,yang berubah total dari hidup berkelimpahan ,pesiar tiap tahun keluar negeri bersama ketiga anak anak kami ,mengundang teman teman setiap week end dan tiba tiba berubah ,tentunya tidak mudah kami jalani. Belum lagi beban psikologis,karena pandangan sinis dari teman teman,

Tetapi dengan niat baik dan tekad untuk bisa bangkit dari kertepurukan,setapak demi setapak,kami bisa menyelesaikan utang kami pada bank. 8 tahun kemudian baru pulih kembali.

Kesimpulan:
Jangan Hanya Belajar dari kesuksesan seseorang ,tapi belajarlah juga dari kegagalannya. Belajar dari kesuksesan seseorang ,tentunya sangat baik. Karena akan menjadi motivasi diri bagi kita. “Kalau orang bisa,kenapa saya tidak?” Namun,akan jauh lebih baik,bila kita juga belajar dari kegagalan ,sehingga kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama.

Wollongong. 30 Januari,2014
Tjiptadinata Effendi

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 comments

  1. benar juga Bang
    mestinya banyak-banyak koleksi tentang kegagalan ya 😀

    1. Terima kasih Pak Dosen,benar ,banyak anak tangga,yang bernama kegagalan ,yang harus saya tapaki ,untuk bisa menikmati hidup seperti sekarang ini, Karena itu rasa syukur saya,tidak pernah akan habis habisnya.,Terima kasih untuk kunjungan dan suppotnya saudaraku.

  2. Terima kasih Pak catatan yang penuh dengan pembelajaran, kalau salah satunya dengan menulis