Rujuk Nasional

masa laluAkhir-akhir ini saya sering membaca berita yang mengisahkan pertemuan kembali Arjuna dan Srikandi. Lha, ya itu lho pasangan yang terpisahkan oleh tragedi politik, Prabowo dan Titiek. Keduanya simbol kesempurnaan pasangan Indonesia. Yang satu ganteng dan satunya cantik jelita. Dua-duanya putra dan putri keluarga terpandang tanah-air. Jujur saya paling suka putri Pak Harto itu ya Mbak Titiek. Penampilannya cantik, luwes dan pandai membawa diri. Memang mirip kakaknya, Mbak Tutut. Namun sepintas rasanya Mbak Titiek lebih mampu bicara banyak (orang Jawa bilang ‘sereseh’) dan Mbak Tutut sedikit lebih kalem/pendiam. Ini hanya pengamatan saya dari jauh sebagai rakyat biasa. Saya pernah berjumpa anggota keluarga Cendana, namun dalam posisi sebagai karyawan jelata. Saya anggap mereka memang memiliki kharisma. Kesopanan dan sikap perhatian terhadap orang lain khas masyarakat timur, muncul dari gerak perangai mereka.

Melihat sejarah masa lalu Prabowo dan Titiek, mendengar perpisahan mereka. Orang bertanya-tanya apa yang terjadi? Mengapa hal yang baik menjadi berantakan? Mengapa sepasang kekasih yang memiliki segalanya berpisah? Yang bisa menjawab tentu keduanya. Hingga kini keduanya masih ‘menjomblo’ alias tidak ada yang menikah lagi dan hanya fokus pada putra tunggal, Mas Didiet. Itupun membuat orang bertanya-tanya, mengapa? Kalau saya menjadi seorang anak seperti Mas Didiet, wah bahagia sekali. Kedua orang-tua sekalipun berpisah mencurahkan seluruh perhatian pada anak satu-satunya. Dan tidak membingungkan silsilah keluarga dengan menikah lagi dengan orang-orang lainnya. Mas Didiet juga menorehkan prestasi luar biasa di dunia fashion internasional, mengharumkan nama Indonesia. Ayah dan ibunya sangat bangga. Apalagi yang kurang dari keluarga Arjuna dan Srikandi?

tifaKetika kini Prabowo maju dalam pilpres. Karena statusnya yang jomblo, masyarakat lalu bertanya-tanya. Ini harus bagaimana? Siapa ibu negaranya? Ada yang berkata, tidak diperlukan sosok pendamping. Ada yang berkata, nanti akan muncul wanita pilihan Pak Prabowo. Nyatanya yang muncul tidak lain dan tidak bukan ya, mantan istri sendiri. Ibu dari anak satu-satunya. Lalu orang-orang bingung lagi, ini statusnya gimana? Apakah masih cinta? Apakah demi adanya pendamping bagi sang calon presiden? Pada kasus ini, masyarakat timur sebenarnya mulai belajar ‘sisi barat.’ Bahwa urusan personal seseorang boleh saja bingung dan bertanya-tanya, tetapi tidak sopan jika kemudian memaksa, menuduh, menuntut penjelasan dan seterusnya. Kedekatan Arjuna dengan Srikandi membuat sebagian masyarakat berharap untuk segera ‘diresmikan’ lagi. Yang lainnya merasa bosan dengan tontonan tanah air, yang apapun misinya selalu ditampilkan dengan gaya sinetron. Tetapi orang – orang lupa ada sisi-sisi terdalam pada diri Prabowo dan Titiek, yang masing-masing mungkin masih menyimpan luka, trauma, ragu, sedih, bingung, kecewa dan sebagainya. Bagaimanapun ada misteri yang tidak dapat menjadi konsumsi nasional, sekalipun ini masalah pilpres.

Baca juga :  ketikketik yuk ketikketik

rujuk01Alasan-alasan mempersatukan dua anak manusia yang pernah saling mencintai seharusnya menjadi proses alami yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan bukannya oleh tekanan/permintaan orang banyak. Ini seperti memenjarakan dan merantai kebebasan naluri. Bisa jadi keduanya memang masih menyimpan cinta. Kalaupun demikian sangat baik. Ada pula yang beralasan sebaiknya rujuk demi anak satu-satunya. Alasan ini membuat saya tertawa, karena Mas Didiet tokh sudah dewasa, bukan balita. Anak-anak membutuhkan orang-tua yang solid ketika mereka bertumbuh dan menjangkau kedewasaan. Ketika sudah dewasa peran orang-tua mundur ke latar-belakang menjadi penasihat dan sahabat-sahabat terbaik. Karena setiap manusia dewasa punya akar jiwanya masing-masing, tidak dapat lagi diatur-atur secara paksa oleh orang-tua. Mereka memiliki kiprahnya sendiri. Ini jelas pada pilihan karir Mas Didiet menjadi perancang busana dan jauh dari kiprah kedua orang-tua Arjuna dan Srikandi-nya yang aktif berpolitik. Maka kini tinggalah Prabowo dan Titiek sendiri dengan rahasia mereka berdua tentang pernikahan yang terdahulu, perpisahan belasan tahun dan rujuk nasional yang menjadi harapan banyak orang. Layak kah menanggapi permintaan jutaan orang sementara ada benang-benang masa lalu yang harus diuraikan terlebih dahulu?

Baca juga :  Vulkan Vegas Bonus Code 2023 ️ 1500 Bonus + 150 Freispiel

bersamaSaya tentu ingin Srikandi kembali ke pelukan Arjuna. Saya ingin melihat keluarga terpandang nasional ini menjadi panutan di tanah air karena kiprah ketiga anggota keluarganya.  Saya juga percaya bahwa seorang presiden seharusnya memiliki istri, pendamping dan panutan sebagai ibu Negara. Titiek memang menjadi wajah yang sangat pantas untuk mengisi posisi tersebut. Tetapi saya membuat catatan bahwa enam-belas tahun sebelumnya mereka telah berpisah lama. Tentu banyak perubahan, perbedaan pandangan/ pola pikir dan hal-hal tak terduga lainnya. Tidak menampik bisa jadi diam-diam masing-masing memiliki orang lain yang menempati hati. Itu bukan hal yang mustahil mengingat yang satu adalah Arjuna dan lainnya Srikandi. Terlepas dari aneka pro dan kontra, semangat sinetron mania yang masih saya miliki ingin melihat sampai dimana cerita cinta dua anak manusia ini. Wah, dua-duanya masih layak banget menyambung kembali kisah percintaan! Sekalipun banyak orang mencemooh dan macam-macam hujatan ditancapkan, tetapi mencari bahagia itu hak setiap orang. Begitu pun memaksimalkan kebahagiaan itu adalah tujuan hidup yang tak bisa dibeli dengan harta dan pangkat. Tidak ada hubungannya dengan menjadi capres atau ketua RT. Ini pendapat saya pribadi sebagai rakyat republik sinetron, eh… republik Indonesia. Rujuk nasional? Saya setuju banget namun dengan sedikit was-was karena takut membebani sang Arjuna dan sang Srikandi. Kalau presiden Indonesia nantinya,..maaf kebetulan saya sudah ada pilihan yang lain…He-he,...

Foto: Dirangkai berbagai sumber-

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 comments

  1. Maksudnya kalau presiden Indonesia nanti ternyata Jokowi gitu? Ya semoga menjadi insprirasi rujuk nasional yang sesungguhnya antara kedua kubu pendukung

  2. Saya setuju, apapun pilihannya, rujuk pribadi atau rujuk nasional, saya punya pilihan lain hehe….sampai bertemu 9 Juli nanti…. salam damai selalu.. 🙂