Sajak Lelaki Tuli

generasislamilintang.wordpress.com
generasislamilintang.wordpress.com

Oh Tuhan, dulu aku banyak uang, aku lupa Engkau. Begitu gampang aku dapat duit, begitu sulit ingat Engkau. Kini aku sakit, tak bisa mendengar. Sakit juga Si Tommy, dia ngerasa sehat selamanya, Sakit itu manusiawi dan curhatan Tommy di sebuah rumah ibadah. Kutatap seksama pemuda lapuk ini, mata membulat, rambut acak-acakan, tak gagah lagi. Tommy telah panen, tuai kelakuannya selama 14 tahun, menjadi konsumen tetap wanita di keremangan lampu-lampu dan tuangan bir,

Hemmmmm, manusia bisa keder juga setelah ditalu-talu rasa sakit yang luar biasa, Tommy kerap merayu sakitnya dengan pil-pil yang diberikan dokter pribadinya. Begitu sulit tidur setelah minum pil-pil positif itu. Malah ia, tak bisa duduk sampai 10 menitan, inginnya berjalan terus. Begitulah keseharian Tommy, mantan pelanggan PSK di sebuah kompleks terbesar di Makassar.

Baca juga :  Matilah Penulis

Unuiknya, gendang telinganya tak dapat mendengar apa-apa kecuali suara adzan, penyakit mistis, aneh dan teramat langka, selangkanya. Lalu, saya coba adzan sebelum bicara padanya. Loh, tetap aja dia tak dengar, kenapa? Karena saya alunkan suara adzan ketika waktu sholat belum tiba.

Bahkan, tak begitu peduli dengan keadaan sekitar, inysfa seinsyafnya, tobat setobatnya, tiada ibadah lalai lagi baginya. Sisi ini membuat orang-orang kagum padanya, masih sempat bertobat di ujung waktu. Tapi kata Tommy: “Tiada yang perlu dikagumi, ini hal biasa. Yang luar biasa itu adalah bertobat sebelum melakukan kemaksiatan, zina dan dosa-dosa lainnya.

Baca juga :  Tips Berniaga di Dunia Maya

Begitu itulah sajak sederhana lelaki tuli, kematianpun telah menjemputnya. Ia berandai-andai seakan ingin beritakan kabarnya di alam sana nanti, tapi itulah jantung iman dan misteri. Impossible manusia mati memberi peringatan kepada yang hidup kecuali hikmah kematian saja.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. Waktu saya tinggal di Majalengka, ada daerah tetangga yang punya komplek prostitusi, kerennya dekat situ juga ada masjid yang besar. Katanya, biar setelah berbuat maksiat bisa langsung tobat. Tapi kata saya kenapa gak sebelum ke tempat maksiat itu ke masjid dulu bertobat sehingga gak jadi berbuat maksiat ha ha ha