Bila Masih Ada Kemauan

kemauanWalau Tidak Yakin, Bila Ada Kemauan Akan Ada Hasil Pada Akhirnya

Ketika ada pengumuman proyek buku ‘The Next Indonesian Leader’ di blog keroyokan yang bekerja sama dengan Penerbit Bentang Pustaka, awalnya saya tak ada minat untuk ikut ambil bagian, sehingga apa dan bagaimana isi proyeknya tidak saya baca sama sekali.

Tetapi akhirnya penasaran juga, karena salah satu tokohnya yang dimaksud untuk diulas ada sosok Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Pak Ahok. Selain Pak Anies Baswedan, Pak Jusuf Kalla, dan Pak Budiman Sudjatmiko.

 Setelah baca pegumumannya saya malah jadi keder sendiri, sebab salah satu syaratnya adalah setiap tulisan minimal 10 sampai 15 halaman ukuran A4. Langsung hilang minat untuk ikut menulis. Membayangkan saja sudah susah untuk bisa menulis sampai 10 atau 15 halaman. Apalagi menuliskannya.

Baca juga :  Kenangan yang tersisa dari Ferry Indra Sebelum Menghilang Bersama MH370

 Karena saya termasuk penulis ‘nafas pendek’ di mana untuk tulisan opini bisa mencapai tiga halaman pun sudah terengah-engah. Lah, ini minimal sepuluh halaman. Nyerah ah. Tak sanggup menulis panjangnya demikian.

 Namun ada rasa penasaran dan bisikan halus entah dari mana. Kenapa tidak coba menulis dan membuktikan diri, hitung-hitung sebagai ujian nyali? Sempat timbang-timbang beberapa kali, akhirnya iseng-iseng menulis sebisanya yang ada di pikiran tanpa mencari data-data pendukung.

 Tanpa terasa malah bisa dapat sebelas halaman. Wow, bagi saya sudah luar biasa bisa menulis sepanjang itu. Kok bisa ya?

 Sewaktu mengirimkan naskahnya pun tidak banyak berharap selain sebagai uji nyali saja. Tapi dasar lagi beruntung, ternyata naskah yang dari hasil iseng-iseng malah dinyatakan lolos seleksi tahap pertama untuk dibukukan.

Baca juga :  Samudra Kehidupan

 Pihak penerbit hanya meminta revisi untuk menambahkan data-data yang diperlukan berkenaan dengan isi tulisan dari naskah saya yang berjudul ‘Ahok, Pemimpin ‘Setengah Preman’ itu.

 Hal yang saya pikir masukan yang bagus sekali dari editor, karena dengan demikian justru akan memperkaya isi tulisan.

Pembelajarannya bagi saya adalah walau diliputi oleh kurang keyakinan akan kemampuan diri. Tapi apabila masih tersisa kemauan untuk mencoba pasti tidak ada yang sia-sia. Walau belum pasti lolos dari tahap kedua dan selanjutnya akan dibukukan, minimal saya sudah dapat ilmu dalam hal merevisi sebuah tulisan yang layak untuk diterbitkan penerbit mayor.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments

  1. penulis nafas pendek itu sebenernya karena ‘terbentur’ waktu, kalau waktunya diniatkan sih harusnya bakalan bisa panjang juga.. 🙂 hihihi..jadi lolos tahap 2 atau engga Nih?? saya kalau politik udah …ngeeeeek — ngoookkk malesss mikir berujung pada males nulisss… :hammer