Terlalu Cepat

ngebut2Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan peristiwa seorang anak yang mengendarai mobil dan menabrak di jalan tol hingga mengakibatkan korban jiwa. Peristiwa ini menjadi menarik karena pelakunya ternyata anak seorang selebritas. Peristiwa ini bisa terjadi karena ada beberapa hal yang dilanggar. Pertama tentu karena pengemudinya seorang anak yang belum cukup umur sehingga belum memiliki perkiraan. Dengan kata lain anak ini terlalu cepat diizinkan untuk mengendarai kendaraan bermotor sebelum usianya memenuhi kriteria. Kedua, tentu tabrakan bisa terjadi karena anak tersebut mengendarai mobil terlalu cepat. Dalam kondisi kecepatan tinggi tentu anak tidak dengan mudah mengendalikan kendaraan ketika terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Sebut saja ketika pengemudi mengantuk, melamun, atau bahkan mungkin ia sedang berkhayal terbang menggunakan mobilnya.(Hehehe…mungkin saja terjadi namanya juga anak-anak).

Berkisah tentang terlalun cepat ini juga terjadi beberapa kegiatan yang terjadi di sekolah. Sebagai contoh Minggu yang lalu sebuah Sekolah Menengah Tingkat Pertama mengadakan Graduation Thank Giving, ya sama dengan wisuda dan perpisahan yang kita alami di masa lampau. Namun ironisnya siswa-siswa sekolah ini belum menerima pengumuman kelulusan. Bayangkan saja ketika Minggu yang lalu sudah mengadakan pesta dan pelantikan dengan menerima medali sebagai tanda kelulusan. Sementara beberapa hari ke depan saat kelulusan ternyata tidak lulus. Wah, tentu akan menjadi peristiwa yang sangat memalukan dan tentunya menyedihkan bagi anak yang bersangkutan.

Baca juga :  Revolusi Mental, Apa Urgensinya ?

Pada kasus pertama tadi si anak yang menabrak orang hingga tewas harus berurusan dengan hukum. Secara psikologis tentu anak ini akan mengalami trauma. Keputusan orang tua yang terlalu cepat memberikan fasilitas kepada anaknya tadi ternyata bisa berdampak yang tidak baik. Begitu pula keputusan sekolah membuat acara pelantikan sebelum acara kelulusan juga akan berdampak negatif jika ada siswa yang gagal. Kesedihan dan kekecewaan tentu akan dialami oleh siswa yang gagal. Tentu secara psikologis akan sangat terpukul jika ada siswa yang gagal lulus ujian semenrtara ia sudah dilantik. Terlalu cepat ia merayakan kelulusan itu sementara kelulusan itu sendiri belum dilakukan.

Dua cerita di atas tentu hanya sebagai ilustrasi. Ada hal esensial yang perlu lebih kita renungkan dalam hal terlalu cepat ini. Segala sesuatu yang kita sebut terlalu memang selalu memiliki dampak negatif. Tak jarang hal itu pula yang kita lakukan dalam kehidupan kita. Kita terlalu cepat menilai orang lain walau kita hanya melihat sepintas. Kita sering tidak mau bersabar mencermati dahulu apa yang sebenarnya terjadi. Kita juga sering terlalu cepat curiga, ketika kita berdekatan dengan orang asing yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Kita sering terlalu cepat menuduh ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita. Bahkan kita kadang terlalu cepat mencerca sementara orang itu mau berbuat baik untuk kita. Terlalu cepat mengadili orang lain, sementara kita belum mengecek kebenarannya. Kita terlalu cepat menyerah, sementara kita belum maksimal berusaha. Kita terlalu cepat….kita terlalu cepat….kita terlalu cepat….banyak sekali yang sering kita lakukan.

Baca juga :  LamdaTrade отзывы обзор брокера и рейтинг 2023

Berbagai kata dan fakta negatif selalu menyertai kata terlalu cepat ini. Namun, justru fakta ini yang lebih dekat dan melekat dengan kehidupan kita. (Termasuk saya terlalu cepat menuangkan ide ini hingga mungkin banyak hal yang terlupakan hehehe…) Tentunya kita harus belajar lebih bersabar sebelum kita membuat keputusan dan mengambil tindakan. Akibat terlalu cepat ini, tentu banyak hal yang dapat mengecewakan entah pada diri sendiri atau orang lain. Dampak negatif yang mungkin terasa di kemudian hari tentunya hanya bisa menjadi penyesalan. Oleh karena itu, marilah kita belajar lebih bersabar agar kita semakin bijaksana tanpa banyak penyesalan. Memang, tentunya semua ini bukan hal yang mudah, tetapi tentu perlulah kita untuk berlatih.

Salam-04062014

Ilustrasi gambar : hasan-al-asyari.blogspot.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 comments

  1. ini seperti yang disebut generasi instan ya, mbak Anita? apa apa mau cepat..gara2 pengen cepat2 makan pisang dipilih deh pakai karbit hehhe

    1. Ya begitu lah Bung Kate, segala sesuatu yang serba cepat biasanya melupakan kualitas…. selamat berakhir pekan!

    1. Waduh…saya malah gak tahu lagunya Vetty Vera…yang jelas Mas Ryan jangan terlalu cepat klo mengendarai kendaraan, bahaya…hehehe…salam