Banyak Pengemis dan Penipu Berkedok Cinta

penipuanSemoga kamu bukan sala satu korban dari perbuatan si penipu dan pengemis tersebut, ya sebut saja pengemis karena seringnya meminta Pulsa-uang atau hanya sekedar pinjam walau tidak mau mengembalikannya, dan korban para pengemis tersebut bukan cuma satu atau dua orang tapi sudah banyak bahkan tak terhitung, mulai cdari korban uang sampai perasaan..

Facebook sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Saat ini marak penipuan melalui Facebook. Mereka mengajak berteman lalu ujung-ujungnya minta duit. Ada juga “penipuan cinta”.

Penipuan memang tidak hanya di Facebook. Yang juga sering terjadi adalah via SMS. Modus penipuan via SMS mengatasnamakan BNP2TKI, BNI, dan lain-lain dengan iming-iming  hadiah uang sebesar $100.000. Jika SMS tidak direspon, maka pengirim SMS berusaha menelepon calon korban dengan menyebutkan nama serta embel-embel gelar sarjana  dari sebuah bank ternama di Indonesia.

Modus “penipuan cinta” melalui Facebook antara lain dengan menulis profil yang berpendidikan tinggi dan upload foto yang begitu “wah” untuk mengaet calon korban.

Ada salah satu korban yang meneleponku, sebut saja namanya Mawar, mengaku  dekat dengan seorang ustadz  yang dia kenal di Facebook. Sang “oknum” ustadz ini selalu bertutur halus dan selalu memberikan wejangan, plus memberikan janji akan dijadikan istri serta mengaku mempunyai pondok pesantren dan jamaah yang banyak. Dia  meminta untuk Mawar mengundangnya ke Hong Kong –ceramah  di organisasi Islam BMI HK.

Baca juga :  Спрут новая революционная платежная система которая изменит игру

Karena percaya dan jatuh cinta sama sang ustadz itu, maka diundanglah ia datang ke Hong Kong untuk memberikan tausiyah kepada teman-teman BMI HK. Mawar yang notobene sudah punya suami di Indonesia, minta cerai kepada suaminya karena akan menikah jadi istri kedua sang ustadz  yang dianggap lebih baik dari suaminya.

Terjadi kasus serupa. Lagi-lagi korbanya adalah BMI HK yang menjadikan sasaran empuk oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Sebut saja Melati (bukan nama sebenarnya) yang mendapat perhatian khusus dari seorang ikhwan  yang juga mengaku sebagai ustadz, memiliki pondok pesantren dan ribuan santri. Suara emasnya membuat Melati jatuh cinta. Maka, sang ustadz pun diundang ke Hong Kong.

Ternyata, ustadz ini memakai profil gurunya. Hal ini terungkap ketika sebuah media menulis beritanya sekaligus profilnya.

Sejumlah BMI HK juga pernah tertipu oleh seseorang yang mengaku habib. Sang “habib palsu” ini diundang ke Hong Kong. Salah satu korban yang sudah sadar dari “hipnosis” sang habib abal-abal itu mengaku, dirinya dirayu akan dinikahi dan dimintai uang dengan jumlah yang lumayan besar. Akhirnya, habib palsu itu pun raib. Ia pergi tanpa meninggalkan jejak.

Menjadi korban penipuan  di Facebook juga dialami Tulip (nama samaran). BMI HK ini mengaku kenal dengan seorang ustaez di Faceebook hampir setahun lalu. Sang “oknum” ustadz ini juga mengaku sebagai motivator dan trainer di Jakarta, bahkan mengaku sudah mengunjungi delapan negara dan menguasai delapan bahasa asing, punya yayasan yatim piatu , sering mengisi seminar  di kota besar di Indonesia, dan memiliki rumah mewah di Jakarta.

Baca juga :  Hubungan Seperti ini Apa ya Disebutnya?

“Oknum” ustadz  yang hobi merayu cewek ini, khususnya BMI HK, akhirnya mendapatkan “mangsa” lebih dari dua orang. Salah satunya mau mengundangnya datang ke Hong Kong. Karena ada sedikit kendala, maka undanganya di-cancel.

Karena undangan di-cancel, sang ustadz  marah-marah dan menghina ke teman-teman BMI. Ia mencaci-maki seluruh organisasi di HK, juga menghina seluruh BMI. Ada salah seorang BMI yang mengaku calon istrinya, sebut saja namanya Angrek. Angrek berhasil dirayu dan dinikahi oleh sang “oknum” ustadz itu.

Dari catatan di atas, maka berhati-hatilah jika teman-teman BMI Hong Kong mengenal orang di Facebook. Jika hendak mengundang ustadz, pastikan “keustadzannya” atau sebaiknya yang sudah dikenal dengan baik. Jika baru mengenalnya, mintalah rekomendasi atau minimal konsultasikan dengan KJRI, IUHK, atau DDHK agar tidak terjadi penipuan seperti  di atas. yang telah di katakan mbak (Lutfiaana dan beberapa teman lain nya yang sudah mengetahui banyak situasi dan aduan dari korban penipuan tersebut) Semoga bermanfaat.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment