Berperang dengan Cantik

Berperang dengan Cantik

Berperang dengan Cantik

Jika pemilu diandaikan sebuah peperangan, maka kita menyaksikan, mengalami dan barangkali terlibat aktif bahwasanya, ada ruang baru yang dijadikan sebagai medan pertempuran, yakni sosial media.

Para caleg/capres, mempromosikan dirinya dengan foto diri, jargon, status dan kicauan serta janji-janji pemilu yang tentunya manis didengar melalui akun pribadi, akun, group atau halaman khusus. Lebih ramai lagi, bila yang bekerja adalah tim sukses atau para relawan, yang kadang tidak sekedar mempromosikan diri melainkan juga berupaya menjatuhan citra lawan politiknya.

Suka tidak suka, kita tidak dapat mengelak jika timelime kita dibakar oleh kampanye-kampanye tersebut. Memblokir perkawanan tampaknya akan sia-sia lantaran banyak kawan kita yang terlibat, atau bahkan justru kita sendiri.

Pemilu yang dinilai sebagai satu instrument demokrasi untuk menghasilkan para pemimpin negeri dan wakil-wakil rakyat yang diberi mandat untuk mengelola negeri ini dan membuat terobosan-terobosan guna mencapai perubahan sesuai cita-cita bangsa dan Negara ini, seharusnyalah menjadi arena pertarungan yang cantik. Masing-masing pemain, dapat bekerja keras untuk menunjukkan dirinya memang patut mendapat mandat.

Baca juga :  Keinginan Tak Sebatas Kata

Persoalannya tidak demikian yang terjadi. Proses kampanye pileg yang dinilai aman dan terkendali, hampir banyak orang mengungkapkan terjadinya politik uang. Namun, tanpa bukti-bukti yang dilaporkan, anggap saja sebagai gossip. Atau sebagai kentut, yang baunya dirasa, namun tidak tampak pada penglihatan.

Selanjutnya, menjelang pilpres, kendati belum ada calon yang resmi terdaftar di KPU, nuansa peperangan sangat kentara. Pencitraan dan kampanye hitam, sama-sama dilakukan oleh para pemain atau para pendukungnya.

Saat kita memihak pada salah satu calon serta berjuang keras agar kawan-kawan memberikan perhatian, simpati, dan kemudian menentukan pilihan terhadap calon yang kita jagokan, kita berhadapan pula dengan kawan-kawan yang memiliki pilihan berbeda. Perbedaan adalah hal biasa dan menjadi bumbu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga :  Pupuk Bersubsidi, Pupuk atau Batu?

Sayangnya, jika kita terjebak pada permainan membabi-buta yang mengagungkan calon pilihan kita dan berupaya keras menjatuhkan pihak lawan. Jika tidak hati-hati, kita dapat menghalalkan segala cara, seperti menaburkan fitnah-fitnah.

Jika demikian, omong kosonglah, dan patut mempertanyakan pada diri sendiri, apa yang dilakukan berpijak pada kepentingan bangsa dan Negara ini, atau hanya untuk kepentingan sesaat saja? Tapi, apapun berpulang pada diri sendiri untuk menentukan jalan.

Harapan kita, proses pemilihan pemimpin nasional dapat berjalan lancar, dan siapapun yang terpilih kelak, benar-benar dapat menjalankan mandatnya dengan baik.

Yogyakarta, 29 April 2014

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 comments

  1. Ya berperang dengan cantik, dalam sejarah tiga negara ada yang namanya Cu Khe Liang, walau gagal mempersatukan tiga negara namun ia tetap dikenang sebagai pahlawan dan orang besar

  2. kalau tidak cantik, nanti seperti preman jalanan yang sering tanpa pikir panjang, buat kegaduhan, eh, salah sasaran..

    Bagaimana kabarnya Bung Katedra.. Luar biasa, masih tetap bertahan dengan keaktifan menuangkan pikiran dalam tulisan. Sukses selalu menyertai…

    1. Terima kasih Pak Odi, semuanya berkat motivasi dari teman2 dan sekarang dal;am keadaan baik semoga demikian juga dengan Pak Odi

      1. Amin.. selalu sehat, terjaga semangat, tertuang dalam tulisan dan terbagi sehingga makin bermakna bagi diri sendiri dan juga orang lain, ya Bung Kate…

  3. Bolehlah dibaca.. ayo, silahkan…
    ________
    Sayangnya, jika kita terjebak pada permainan membabi-buta yang mengagungkan calon pilihan kita dan berupaya keras menjatuhkan pihak lawan. Jika tidak hati-hati, kita dapat menghalalkan segala cara, seperti menaburkan fitnah-fitnah.

  4. Bolehlah dibaca.. ayo, silahkan…
    ________
    Sayangnya, jika kita terjebak pada permainan membabi-buta yang mengagungkan calon pilihan kita dan berupaya keras menjatuhkan pihak lawan. Jika tidak hati-hati, kita dapat menghalalkan segala cara, seperti menaburkan fitnah-fitnah.