Macau

IMG-20130917-01840
Dokumen Pribadi

Macau, negara Cina Kepulauan. Penulis sekali berkunjung di negeri yang terkenal ‘judi dunia’. Eks jajahan Portugis ini, menggunakan aksara Portugis di kantor-kantor pemerintahannya. Seluruh rambu-rambu lalu lintas, dwi bahasa: Portugis dan China-Macau. Tertegun saya menyaksikan negara kecil ini. Gedung-gedung di-setting sedemikian elok, berkaki di lereng gunung tandus. Penduduknya sangat mobile, sayang sekali warganya tak seramah dengan penduduk Hong Kong. Apakah ini dilantarkan karena penjajah yang berbeda?. Saya tak tahu persis. Yang kuselami, penduduk Macau ‘keras-keras’, penyuka berbagai makanan dunia.

Baca juga :  Kotor

Dan, di Venetian itulah, saya temukan rupa-rupa makanan yang sangat asing di mataku. Yang aneh, kenapa tak kutemukan makanan khas Indonesia di sana?. Finally, pilihan terakhirku, makanan ala India. Wadoh, saya melahapnya tanpa peduli serupa apa rasanya. Usai makan, saya keluar dari gedung Venetian bergaya Eropa itu. Saya saksikan layanan iklan petinju legend Filipina, Manny Pacquiao. Tebakanku benar, di sini memang kota judi. Apa saja bisa dijudikan.

Saya tiada pernah bermimpi-mimpi mendarat di negara ini, walau bayanganku, negara ini menyeramkan, preman kota sana sini, ataukah mafia-mafia narkoba. Sungguh di luar dugaanku, negara ini teramat tentram, teratur, dan cukup eksotik. Berada di Macau, seolah kita sedang di Eropa, hanya iklim yang berbeda. Saat itu, sayapun berkhayal-khayal, mungkinkah Timor Leste akan seperti ini?. Sebab kedua negara kecil itu, bekas penjajah yang tiada beda pula. Entahlah..

Baca juga :  Kenapa Nggak Bilang...!

Salam Ketiker’s

Armand

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 comments