Menggali Air Kesejukkan Jiwa

air
bardowenang.blogspot.com

Pada waktunya, ketika kita menyadari bahwa mencari keutuhan diri sejati bukan ke mana-mana. Bukan di dalam goa, di atas gunung, ada di ruang kamar yang sunyi atau di ruang persembahan. Tetapi dengan menggalinya ke dalam ruang diri sendiri.

Ia tidak bersembunyi. Tapi tersembunyi oleh ketidak-tahuan kita, sehingga kita mengabaikannya dalam kesendirian tanpa merasakan kebebasan sejati. Karena fokus kita lebih banyak pada pencarian kesejukkan atau ketenangan di luar yang sesungguhnya semu.

Kita liburan ke tempat-tempat indah untuk mencari ketenangan hidup.Tapi hanya beberapa saat. Setelah pulang, ketenangan itupun melayang.

Bagaikan Menggali Sumur Menemukan Air

Pencarian untuk menemukan air kesejukkan jiwa, sama halnya dengan menggali sumur untuk menemukan sumber air.

Ada cuma gali dua tiga mereka sudah menemukan sumber airnya. Ada yang harus puluhan meter baru menemukan.

Ini artinya proses pencarian untuk menemukan jiwa sejati yang menyejukkan tergantung kepada tingkat kesadaran masing-masing.

Seperti dalam proses menggali sumur, sebelum sampai ke mata air harus terlebih dahulu harus menyingkirkan lapisan tanah, lumpur atau batu.

Baca juga :  Pin up casino Azərbayca

Proses ini harus kita lalui dengan menyingkirkan lapisan kekotoran batin yang masih ada. Lapisan pandangan salah, keserakahan, iri dengki, emosi, kekerasan hati, nafsu-nafsu kotor. Keegoan yang masih melekat.

Inilah penghalang air kesejukkan atau pelita jiwa kedamaian kita tak memancar keluar untuk memberikan rasa sejuk dan menerangi jalan hidup kita.

Mengapa Tak Menemukan?

Kita sepakat bahwa jiwa kedamaian itu ada di dalam setiap diri kita. Ia bersemayam di dasar hati dalam damainya yang sejati. Mengapa setelah berusaha tak menemukan juga? Ke manakah bersembunyinya?

Petunjuk. Itu yang kita butuhkan. Agama adalah petunjuk yang jelas bagi kita. Bila kita terus mengikuti petunjuk yang ada dan menyelami makna yang tertera, maka mata air kesejukkan jiwa akan terbuka.

Bila tak berhasil, dimana hidup kita masih penuh gejolak nafsu dan kekacauan. Artinya ada yang salah. Kita tak sungguh-sungguh atau salah memahami makna yang ada. Perlu perenungan dan bimbingan yang lebih mendalami lagi.

Baca juga :  Omong Kosong di Tempat Ibadah

Usaha yang Benar dan Sungguh-sungguh

Jadi ketika hidup kita belum mencapai penemuan air kesejukkan jiwa yang akan mendamaikan hidup kita. Itu tergantung kepada usaha kita.

Apakah sudah benar dan bersungguh-sungguh untuk mencari untuk menemukan sumber kedamaian dengan apa yang telah kita pelajari.

Tentu selain usaha dari diri sendiri, mencari penuntun dari Guru yang sudah cerah adalah menjadi solusi.

Dalam pencarian, kita dapat membersihkan batin yang kotor oleh keserakahan dengan siraman air hati yang puas dengan apa yang dimiliki. Iri dengki dengan turut merasakan kelebihan dan kebahagiaan orang lain. Kemarahan dan kebencian dengan hati yang mengasihi.

Secara perlahan, usaha yang dilakukan pada akhirnya semakin membukakan jalan untuk menemukan sumber damai yang menunggu kedatangan pemiliknya.

Bila penggalian telah mencapai sumbernya, maka air kesejukkan akan menciptakan damai yang sesungguhnya bagi keberadaan kita di dunia.

@refleksihatimenerangidiri

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. Setiap jiwa memiliki kedalamannya sendiri.. setelah dalam pun.. memiliki sumber kesejukannya sendiri.. masing masinglah yg tau tentang jiwa dan ketenangannya.. betul kan bang?https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif

  2. Setiap jiwa memiliki kedalamannya sendiri.. setelah dalam pun.. memiliki sumber kesejukannya sendiri.. masing masinglah yg tau tentang jiwa dan ketenangannya.. betul kan bang?https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gifhttps://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif