Jumpa Tanpa Sengaja dengan Pak Tjiptadinata dan Ibu Lina di Kereta

BeFunky_1382365278257168971_300x221.jpgSaya masih ingat tahun lalu di undang makan siang oleh pak Tjiptadinata tapi tak bisa datang karena saya di Indonesia. Namun siapa sangka hari itu saya berjumpa dengan Sang Motivator Sejati dan istri tercinta di kereta. Pertemuan memang cuma sekejap tapi kesannya sangat mendalam di hati saya.

Hari Sabtu di bulan Oktober lalu, saya janjian dengan teman Kompasianer Perth Irena Doyle untuk makan siang di Fremantle. Sayapun berangkat dari rumah dengan kereta api jurusan Clarkson – Perth. Saat itu penumpang kereta masih sepi, sayapun memilih tempat duduk sesuka hati. Anehnya udah duduk enak koq pengan pindah lagi. Ternyata memang ada maksud Tuhan dibalik kejadian pindah duduk ini.

Pindahlah saya agak ke depan, posisi di sebelah kanan dekat pintu keluar kereta. Berhubung jalan sendirian maka teman saya adalah handphone. Sambil buka Kompasiana dan membaca komentar teman teman.

Tiba tiba saya mendengar suara wanita berbahasa Indonesia yang ternyata sedang membacakan sesuatu untuk lelaki di sebelahnya. Saya melihat sekejap ke mereka yang duduk di baris kiri agak ke depan. Saya ngga tahu dari station mana pasangan itu naiknya karena tadi bangku tersebut kosong. Setelah itu saya asyik bermain HP lagi.

1382365361406974390_300x400Tapi hati saya koq bilang gini, amati yang benar kamu pasti kenal sama mereka. Saya perhatikan lagi pasangan itu dari tempat saya duduk. Lho! Koq mirip pak Tjipta, nengok ke sebelahnya , lho! Koq mirip ibu Lina. Saya masih ragu dan ngga berani negur, tapi hati ini terus penasaran. Akhirnya saya yakin, mereka adalah Pak Tjiptadinata dan Ibu Lina tapi gimana negurnya ya? Mereka kenalin saya ngga ya ? Hati saya terus bertanya tanya.

Baca juga :  Mengapa Menyimpan Caci-Maki dan Hinaan di Dunia Maya?

Station demi station terlewati. Berhubung saya takut pasangan ini turun sebelum Perth Station, sayapun maju memberanikan diri. Saya berdiri tepat didepan pak Tjipta dan Ibu Lina sambil bertanya.

“ Ini pak Tjipta ya?

“ Iya..”

“ Kenalin saya ngga? “

Pak Tjipta mikir dulu, ibu Lina senyum senyum..

“ Oh Fey Down kan? “

” Iya pak..” sayapun menyalami Pak Tjipta dan ibu Lina.

” Ngga sangka ya pak? kita bisa ketemu disini. Seneng deh saya…”

” Sudah jodoh…” jawab pak Tjipta..

Ternyata inilah maksud Tuhan mengapa saya pindah tempat duduk sampai dua kali saat naik kereta tadi.

Sayapun duduk dan ngobrol ngalur ngidul dengan pak Tjipta dan Ibu Lina. Penumpang lain pada ngeliatin sambil senyum. Mungkin dalam hati mereka, rame amat nih emak emak satu…Mereka ngga tahu sih saya seneng banget ketemu pasangan idola saya.

“ Photo photo dulu .” ujar pak Tjipta..

Jeprat , jepret!! jadi deh photo kami…

Baca juga :  EmaratCoin EMAR info, quotes and charts

Tak lama kereta tiba di Underground Perth Station, Saya pun pamitan dengan pak Tjipta dan Ibu Lina. Saya belok kanan mau recharge kartu kereta api sedang pak Tjipta dan istri berjalan lurus. Saat saya selesai mengisi kartu, saya balik kearah yang sama dengan mereka. Diatas escalator menuju ke lantai satu, saya melihat dari kejauhan pak Tjipta melingkarkan tangannya dibahu Ibu Lina. Maksud hati pengen motret, tapi jarak saya cukup jauh dan juga terhalang orang lalu lalang.

Sungguh pertemuan yang sangat berkesan dengan pasangan Pak Tjipta dan Ibu Lina. Dimata saya mereka berdua sangat rendah hati dan sabar. Padahal semua Kompasianer juga sudah tahu siapa pak Tjipta dan Ibu Lina.

Saya mendapat pelajaran berharga dari pertemuan yang sekejap saja. Bahwa sebagai manusia kita tak boleh membanggakan diri alias sombong, seperti kata pak Tjipta semua hanya titipan. Selalu senyum agar awet muda. Terus bergerak agar badan sehat. Lihat saja photo photo pak Tjipta dan Ibu Lina senyum selalu. Tetaplah mesra dengan pasangan walau usia pernikahan sudah lama. Buktinya naik eskalator aja bahu Ibu Lina dipeluk terus.

Terima kasih pak Tjipta dan Ibu Lina yang menyambut teguran saya dengan senyuman. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk Pak Tjipta dan keluarga. Amin…

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 comments

  1. Saya ikut larut dalam kebahagiaan tatkala membaca artikel diatas, betapa indahnya bisa saling bertemu, berjabat tangan dan melepas kerinduan walau sebentar saja.

    Pak Tjipta dan istrinya Bu Lina, telah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya di dunia ini, yang hanya mereka dapatkan ketika keduanya selalu bersama, kemanapun mereka pergi.

    Terima kasih kepada Bunda Fey yang berkenan menurunkan artikel yang inspiratif ini.

    Salam https://blograkyat.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_bye.gif

  2. Mbak Fey,selamat sore ..hehe jumpa lagi disini ya..terima kasih .wah koq kami diorbitkan ? mau jadi selebrity yaa hehe… Mbak Fey,saya orang biasa biasa saja.. Sudah baca artikel ,saya pernah jadi kuli dan penjual kelapa di Pasar kumuh …Karena Kasih Tuhan ,maka kami diberikan kesempatan untuk menikmati hidup layak di hari tua… Kami senang sekali bisa bersahabat dengan mbak Fey..Salam hangat dan sampai ketemu besok yaaa.

  3. Mas Admin,terima kasih. Benar mas,kebahagiaan terbesar bagi kami,adalah bisa bersama sama selalu.. Mohon doanya.tanggal 2 january ini,kami akan memasuki usia pernikahan ke 49 .
    Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan..salam hangat dari kami berdua .