Kepleset Faktor-U

jatuhAkhir – akhir ini dua kawan wanita, dua ibu rumah – tangga yang bersahaja secara hampir bersamaan berkisah pada saya bahwa mereka kepleset. Kepleset dalam arti yang sebenar – benarnya, alias jatuh gedubraks! Yang pertama mengaku sedang asyik mengepel lantai rumah ketika mendadak ia jatuh kepleset air pel dan tulangnya terasa sakit. Yang kedua sedang asyik mencuci mobilnya sendiri lalu juga jatuh terpeleset sehingga HNP atau Hernia Nucleus Pulposus alias syaraf terjepitnya kumat. Dua – duanya sahabat semasa kuliah dan of course seusia dengan saya! Sementara suami ‘kepleset’ karena pola makan yang amburadul sesukanya, sehingga sakit pencernaan kumat cukup lama dan berlarut. Haduh! Apakah semuanya terkena faktor-U?

Saya pribadi jarang sakit. Amit – amit jangan ya, hsyuuuhh.…! Pertama saya selalu gembira .. atau tebal muka? Haha! Beda tipis kali yeee, penggembira dan ngga tau malu? Whatever-lah… Yang kedua kalau ditanya saya selalu mengaku bahwa saya berusia 28 tahun. This is like forever 28. Sampai ketika putri saya bertanya, jawaban saya tetaplah sama dengan mantabnya. Ia mulai curiga dan menggunakan matematika untuk menghitung tahun kelahiran lalu menemukan angka usia saya yang sesungguhnya. Lagi, whatever-lah,… Don’t worry be happy. Menyaksikan teman – teman dan bahkan orang terdekat sering sakit – sakitan membuat saya merasa was-was juga. Bahkan saat ini salah satu Tante saya sedang dirawat karena suatu penyakit yang serius dan aneh namanya myastenia – kelumpuhan otot syaraf. Kenapa ya? Apakah memang sudah waktunya? Apakah kesehatan memang sulit dijaga? Apakah usia menjadi alasan mudah jatuh dan sakit? Saya sedikit menolak kenyataan ini!

Saya masih senang berenang, yoga, bersepeda, jalan lintas kebun, naik gunung, dll. Tapi, …kapan waktunya ya? Saya punya pekerjaan, saya punya keluarga yang harus diurus dan saya punya 1001 hal lain yang lebih penting daripada beraktivitas luar ruangan. Nah, maka lama – lama akhirnya sering sakit juga kecil – kecilan. Pening, kurang tidur. Kebanyakan asupan gula, kebanyakan kopi, kebanyakan mikir dan kebanyakan stress. Ini jadi kayak lingkaran setan ya? Kalau sibuk memperhatikan diri sendiri, hal – hal lain terabaikan. Kalau hanya mengurus berbagai hal lain, kesehatan dan kebahagiaan diri juga terabaikan. Jadi harus bagaimana? Harus ahli dalam time management! Yup, itu barangkali kuncinya. Maka setiap detik waktu di kehidupan ini sangat berharga karena tidak selamanya kita muda, kuat dan sehat. Dan tidak selamanya kita bisa makan apa saja. Ketika berusia lebih muda segala makanan manis, pedas dan minuman soda, mampu dilahap habis. Bertambah usia, kita harus menjaga pola tidur, makan and do some sports. Ini termasuk juga cukup istirahat lahir – bathin sehingga tenaga tidak dihamburkan. Karena usia matang, cover-nya doang 28. Isinya bisa jadi mesin keluaran thn 60-an atau 70-an bwekekekek….

Pernah sekali, saya kepleset jatuh sekitar akhir tahun 2012. Ketika itu sedang pergi meeting ke sebuah perkantoran dengan beberapa rekan. Untuk mengesankan wanita karir (aheeeem…), saya sok mengenakan sepatu hi-heels. Padahal saya tidak suka hi-heels. Flat-shoes atau sepatu jalan/sepatu Dahlan adalah model – model sepatu yang saya sukai. Namun ceritanya pengen serius berkarir (aheeem lagi,…), maka hi-heels dijajal. Ketika saya pergi ke toilet, warna ubinnya hitam legam. Ternyata di pertengahan ruang toilet itu ada undakan, jadi lantainya turun satu ubin. Kantor itu adalah perusahaan konstruksi papan atas Indonesia. Kok pinter banget, saya membathin jengkel. Bikin toilet dengan ubin warna hitam, ada undakan tanpa terlihat adanya pembatas! Sukseslah saya tersungkur di toilet tersebut!

Baca juga :  Menyamankan Zona Tak Nyaman

Nggak tahu, apakah saya beruntung? Apakah saya selalu dilindungi dan diselamatkan oleh Tuhan atau bagaimana? Ketika jatuh, di toilet itu sama sekali tidak ada orang lain! Hanya saya sendiri, tersungkur pula sendiri! Pertama, jadi nggak malu karena nggak ditonton orang. Sudah aksi pake hi-heels jatuh tersungkur pula, malunya kaya apa? Kedua, saya puas nangis sendiri. Karena mata kaki terkilir, sakit banget. Nah, kalau nangis kencang padahal gara – gara jatuh sendiri, kan malu juga! Ketiga, saya sempat duduk ndeprok lama di lantai. Karena ngga bisa langsung berdiri, saking sakitnya. Saat itu sama sekali tak ada satu manusia pun yang masuk ke toilet. Bahkan janitor juga tidak muncul. Saya sempat puas nangis, cuci muka, bedakan lalu merapikan riasan. Pokoknya ketika ‘cling’ lagi, barulah janitor muncul. Saya hanya tersenyum kepadanya, seolah tak terjadi apa – apa.

Baca juga :  Bangun pagiii...

Keluar dari toilet saya masih bisa berjalan, walau sangat lambat dan tertatih. Teman – teman yang saya ceritakan merasa prihatin, tapi percuma saja. Semuanya orang ekonomi, akunting dan jurnalis. Nggak ada yang tukang pijet! Nanya juga sekedar nanya, mau ngobatin pake apa? Untung saya dapat teh hangat dari sebuah layanan customer service perbankan. Saya menghabiskan hari itu dengan mata kaki yang perlahan membengkak besar. Selama kira – kira tiga – empat hari, kakinya gendut. Diobatin saja sendiri, dikasi minyak urut dan diurut sendiri sebisanya oleh saya. Saya nggak pernah periksa, nggak pernah cek apapun juga. Kadang – kadang masih ngilu. Kini, bahkan saya gunakan kaki tersebut untuk berolah – tubuh yoga. Saya tidak suka memelihara sakit – penyakit dengan terlalu dirasakan bertalu – talu. Jatuh, kepleset, sakit, … pada akhirnya pasti akan sembuh! Believe it, … or rather not? Lain kali hati – hati dan sedikit perhatikan juga faktor – U. Berusaha 2x lebih giat dari mereka yang belum terkena imbas faktor-U. Usia berapapun sejatinya tak jadi masalah, yang jadi masalah adalah apa yang kita tanamkan dalam benak atau isi kepala. Kepleset? Get – up and move on!

foto: 1000awesomethings

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. Tidak mau memilihara sakit memang bagus , Ci Jo. Tetapi kalau rasa sakitnya masih ada apa salahnya diperiksa untuk memastikan hehhe..saya juga sejak rajin meditasi kalau ada sakit datang saya berusaha mengendalikannya

    1. Dirimu kaya master Ughway dalam Kungfu Panda ya… mengendalikan sakit dari dalam.. 😀