Bekerja dengan Senang Hati

konsentrasi-bekerja
palembang.tribunnews.com

Pagi itu rasanya badan ini lemas dan mengantuk. Kebetulan ada jadwal mobil pengangkut sampah di pabrik hari itu datang.

Walau bukan kewajiban saya untuk membantu menaikkan sampah yang terdiri dari sisa-sisa makanan dan produksi. Tapi demi untuk mempercepat pekerjaan selesai, saya ikut membantu.

Sambil bekerja saya bilang,”Kalau pekerjaan kita lakukan dengan senang hati, pasti tidak terasa capeknya dan cepat selesai. Makanya kalau kerja jangan sambil cemberut.”

Lantas ditanggapi,”Yang namanya kerja sih capek ya capek aja. Gimana gak terasa capek?”

Wah, sok bijaknya lantas keluar,”Beda dong. Kalau kerjanya dengan muka cemberut dan mengeluh pasti lebih capek. Capeknya dua kali lipat. Karena jadi capek hati dan capek badan.”

Baca juga :  Berempati Kepada Orang yang Bermasalah

Bekerja bergelut dengan sampah tentu menimbulkan bau. Tapi dengan sambil sedikit bercanda, tak terasa tumpukan sampah kalau dilihat saja sudah bikin eneg dan capai dapat kami tuntaskan tidak pakai lama.

Malah rasa lelah dan ngantuk sedari pagi menyelimuti sudah tidak terasa lagi. Kalau rasa pegal-pegal tentu ada. Tapi ada perasaan lega.

Lantas saya pamerkan diri,”Gimana gak enak? Lihat nih, habis naik sampah, mandi, makan, terus ngopi. Segeeeer!” Lantas semuanya tersenyum.

Bukan omong kosong memang bila sebuah pekerjaan dilakukan dengan perasaan senang. Tanpa beban atau setengah hati, maka pekerjaan yang berat sekalipun akan terasa ringan dan tidak melelahkan.

Baca juga :  Tips Bangkit dari Kegagalan

Bandingkan, bila pekerjaan yang kita lakukan dengan perasaan tidak terima, maka secara fisik dan perasaan akan mengalami kelelah pada saat bersamaan. Inilah kemudian lama-kelamaan membuat kita mengalami stress.

Dalam hal ini pilihan ada pada kita, mau melakukan pekerjaan dengan perasaan senang atau sebagai beban. Modal pintar saja belum cukup, sebab tidak sedikit yang pintar itu justru mengalami penyakit stress pada jaman sekarang.

Bolehlah, jadi sedikit bodoh seperti saya, mau-maunya ikut menaikkan sampah. Tidak beban juga kalau sampai dianggap tukang sampah dan sampai ada yang minder berteman dengan saya si tukang sampah.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments

  1. gimana rasanya ya komen pertama di tulisan sendiri?

    Weleh, tulisan luar biasa, tp kok bau sampah ya? Hiks

  2. Hehehe, kalo tahun ke 25 masih ngangkat sampah kira – kira masi bisa senyum ngga Pak Kate?? hihihi… just kidding ya..tahun ke 25 kudunya udah jadi pengusaha daur ulang sampah yaaa…. pizzz…